Sistem Pengontrol Suhu Inkubator Telur Ayam menggunakan Sensor Suhu LM35 berbasis IC ATmega328P

      Artikel Ilmiah

Sistem Pengontrol Suhu Inkubator Telur Ayam menggunakan Sensor Suhu LM35 berbasis IC ATmega328P

Adri Aqwam Zuhad1, Fitra Reza Fadhilah2, M. Naufal Ardiansyah3, Salsa Triya Rahma Itsnani4, Wahyu Nugroho5

Teknologi Rekayasa Elektronika, Teknik Elektro, Politeknik Negeri Semarang, Indonesia

INFO ARTIKEL

 

A B S T R A K

Kata Kunci:

Sensor LM35

IC Atmega328P

Kontrol Suhu

Inkuubator Telur

 

Perkembangan teknologi dalam peternakan, khususnya sistem inkubator telur ayam otomatis, telah memberikan inovasi signifikan dalam industri penetasan. Inkubator telur dirancang untuk menciptakan lingkungan optimal bagi perkembangan embrio, dengan kontrol suhu sebagai faktor krusial dalam keberhasilan penetasan. Penggunaan sensor suhu LM35 yang terintegrasi dengan mikrokontroler ATmega 328P menunjukkan akurasi tinggi dalam pemantauan suhu, mendukung proses penetasan yang efisien. Sistem ini mengimplementasikan otomatisasi melalui kontrol relay yang mengatur lampu bohlam sebagai sumber panas. Teknologi mikrokontroler tidak hanya menawarkan solusi ekonomis bagi peternak, tetapi juga membuka peluang untuk pengembangan lebih lanjut, termasuk integrasi sistem monitoring kelembaban dan kendali jarak jauh.



  1. Pendahuluan

Perkembangan teknologi dalam bidang peternakan telah menghadirkan berbagai inovasi, salah satunya adalah sistem inkubator telur ayam otomatis yang menjadi fokus utama dalam pengembangan industri penetasan [1]. Inkubator telur merupakan perangkat yang dirancang khusus untuk menciptakan lingkungan yang optimal bagi perkembangan embrio, dengan penekanan khusus pada kontrol suhu sebagai faktor kritis dalam keberhasilan penetasan [2]. Dalam upaya meningkatkan efisiensi dan efektivitas proses penetasan, penggunaan sensor suhu LM35 yang terintegrasi dengan mikrokontroler ATmega 328P telah terbukti memberikan tingkat akurasi yang tinggi dalam pemantauan suhu [3]. Sistem ini mengadopsi pendekatan otomatisasi yang memungkinkan pengaturan suhu secara presisi melalui mekanisme kontrol relay yang terhubung dengan lampu bohlam sebagai sumber panas [4]. Implementasi teknologi mikrokontroler dalam sistem inkubator tidak hanya menawarkan solusi yang ekonomis bagi peternak, tetapi juga membuka peluang untuk pengembangan lebih lanjut seperti integrasi sistem monitoring kelembaban dan kendali jarak jauh [5]. Penggunaan bahasa Assembly dalam pemrograman sistem memberikan keunggulan dalam hal efisiensi energi dan respons real-time, yang sangat penting untuk menjaga stabilitas suhu inkubator [6]. Sistem ini mengatasi tantangan utama dalam proses inkubasi telur dengan mengintegrasikan komponen elektronik yang saling mendukung. Sensor LM35 mengkonversi perubahan suhu menjadi sinyal tegangan analog yang kemudian diproses melalui ADC internal mikrokontroler, memungkinkan sistem untuk memberikan respons yang tepat dalam mengatur perangkat pendingin dan indikator visual [7].

      2. Kajian Teori
      2.1  Mikrokontroller ATmega328P
Gambar 1. ATmega328P

    ATmega328 adalah mikrokontroler chip tunggal yang dibuat oleh Atmel dalam keluarga megaAVR (kemudian Microchip Technology mengakuisisi Atmel pada tahun 2016). Mikrokontroler ini memiliki inti prosesor RISC 8-bit dengan arsitektur Harvard yang dimodifikasi. Mikrokontroler berbasis Atmel AVR RISC 8-bit menggabungkan memori flash ISP 32 KB dengan kemampuan baca-sambil-tulis, EEPROM 1 KB, SRAM 2 KB , 23 jalur I/O serba guna, 32 register kerja serba guna , 3 pewaktu/ penghitung fleksibel dengan mode pembanding, interupsi internal dan eksternal , USART yang dapat diprogram secara serial , antarmuka serial 2-kawat berorientasi byte, port serial SPI , konverter A/D 10-bit 6-saluran (8 saluran dalam paket TQFP dan QFN / MLF ), pengatur waktu pengawas yang dapat diprogram dengan osilator internal , dan 5 mode hemat daya yang dapat dipilih perangkat lunak. Perangkat beroperasi antara 1,8 dan 5,5 volt. Perangkat mencapai throughput mendekati 1  MIPS /MHz.

ATmega328P mempunyai kaki standar 28 pin yang mempunyai fungsi yang berbeda-beda baik sebagai port ataupun sebagai fungsi yang lain. Konfigurasi 28 pin tersebut antara lain :

1.    VCC merupakan pin yang berfungsi sebagai masukan catu daya.

2.    GND merupakan pin Ground.

3.    Port B (PB0 – PB7) merupakan pin masukan/keluaran dua arah (full duplex) dan masing-masing port memiliki fungsi khusus

2.    Port C (PC0 – PC6) merupakan pin masukan/keluaran dua arah (full duplex) dan masing-masing port memiliki fungsi khusus.

3.    Port D (PD0 – PD7) merupakan pin masukan/keluaran dua arah (full duplex) dan masing-masing port memiliki fungsi khusus.

4.    RESET merupakan pin yang digunakan untuk mengatur atau menjalankan ulang program awal yang sudah dimasukkan ke mikrokontroler.

5.    XTAL1 dan XTAL2, merupakan pin masukan external clock.

6.    AVCC merupakan pin masukan tegangan ADC (Analog-Digital Converter).

7.    AREF merupakan pin masukan referensi tegangan ADC.

Menurut studi terbaru, menunjukkan bahwa ATmega328P efektif digunakan dalam sistem monitoring berbasis IoT dengan tingkat akurasi mencapai 98.5% dalam pengujian real-time [8].


      2.2  LM7805
Gambar 2. LM7805

        LM7805 adalah regulator tegangan linear tiga terminal yang dirancang untuk menghasilkan tegangan keluaran yang stabil sebesar 5 volt dari sumber tegangan input yang lebih tinggi, komponen ini merupakan IC tiga pin; pin masukan untuk menerima tegangan DC masuk, pin ground untuk menetapkan ground bagi regulator, dan pin keluaran yang memasok tegangan positif 5 volt.

         Spesifikasi :

·        Regulator 3 Terminal

·        Arus Keluaran hingga 1.5A

·        Perlindungan Beban Termal Internal

·        Kemampuan Disipasi Daya Tinggi

·        Pembatas Arus Pendek Internal

·        Kompensasi Area AMAN Transistor Keluaran

              Penelitian terbaru mendemonstrasikan bahwa LM7805 mampu mempertahankan stabilitas tegangan keluaran dengan ripple kurang dari 50mV pada beban dinamis [9].


      2.3 Dioda 1N4007
Gambar 3. Dioda 1N4007

    Dioda 1N4007 adalah komponen elektronika yang memiliki fungsi untuk mengubah arus bolak-balik (AC) menjadi arus searah (DC). Dioda ini juga dapat digunakan untuk melindungi rangkaian dari arus balik yang dapat merusak komponen lain. Dioda memiliki dua pin, yaitu katoda (-) dan anoda (+)

 karakteristik dioda 1N4007:

·    Tegangan maju (Forward Voltage) sekitar 0,7 V

·    Tegangan Puncak Terbalik (Peak Inverse Voltage - PIV) sebesar 1000 Volt

·    Arus Maksimum hingga 1 Ampere 


      2.4 Transistor NPN BD139
Gambar 4. Transistor BD139

        Transistor BD139 merupakan jenis transistor NPN, dimana aliran tegangan terjadi antara terminal kolektor dan emitor. Besar kecilnya aliran tegangan pada kedua terminal tersebut dapat dikendalikan melalui pengaturan tegangan pada terminal basis. Jenis transistor ini digunakan dalam berbagai sirkuit elektronik karena biayanya yang lebih rendah dan arus kolektor yang tinggi. Transistor ini dapat menggerakkan beban hingga 1,5A seperti motor, LED daya tinggi , relay, dll. Transistor BD139 memiliki tiga terminal utama, yaitu basis (B) sebagai kontrol, kolektor (C) untuk menerima input daya, dan emitor (E) sebagai keluaran daya. Fungsinya bergantung pada mode operasinya: cut-off, saturasi, dan aktif linier. Pada mode cut-off, transistor berada dalam keadaan tidak aktif karena tidak ada tegangan pada basis, sehingga arus antara kolektor dan emitor tidak mengalir, menyerupai saklar yang terbuka. Sebaliknya, dalam mode saturasi, ketika tegangan basis mencapai lebih dari 0,7V (bias maju), arus mengalir bebas dari kolektor ke emitor, seperti saklar tertutup. Pada mode aktif linier, arus kecil yang diberikan ke basis diperkuat untuk menghasilkan arus yang lebih besar pada kolektor dan emitor, dengan faktor penguatan arus (hFE) berkisar antara 40 hingga 160 pada transistor BD139.

        Sebagai saklar, BD139 dapat mengontrol aliran arus antara kolektor dan emitor berdasarkan sinyal tegangan yang diberikan ke basis. Dalam mode penguat, arus kecil pada basis dapat diperkuat untuk menghasilkan arus kolektor yang lebih besar, menjadikannya cocok untuk berbagai aplikasi seperti sirkuit audio, pengendalian motor, dan penguat RF. Dengan kemampuan menangani arus hingga 1,5A dan tegangan kolektor-emitor hingga 80V, BD139 merupakan pilihan yang ideal untuk proyek elektronik yang memerlukan transistor daya menengah. Kombinasi keandalan, kapasitas daya, dan kemudahan integrasi menjadikan BD139 sering digunakan dalam berbagai aplikasi kontrol dan penguatan sinyal.

    Berdasarkan penelitian terbaru dari ELKOMIKA: Jurnal Teknik Energi Elektrik, penggunaan transistor BD139 dalam rangkaian penguat audio menunjukkan performa yang stabil dengan distorsi harmonik total kurang dari 1% [10].


      2.5 Trimmer 10K
Gambar 5. Trimmer 10K

        Trimmer 10k adalah potensiometer berukuran kecil yang biasanya digunakan untuk penyetelan atau kalibrasi dalam rangkaian elektronik. Angka 10k menunjukkan nilai resistansi maksimum yang dapat dihasilkan oleh trimmer, yaitu 10 kilo-ohm (10.000 ohm). Komponen ini dirancang untuk pengaturan yang jarang dilakukan, sehingga ukurannya lebih kecil dibandingkan potensiometer standar dan umumnya disesuaikan menggunakan obeng kecil atau alat serupa.

         Trimmer 10K memiliki beberapa fungsi yaitu :

·        Mengatur Tegangan atau Arus
Trimmer digunakan untuk menyesuaikan tegangan atau arus dalam rangkaian agar sesuai kebutuhan, seperti pengaturan referensi tegangan pada regulator atau komponen IC tertentu.

·        Kalibrasi Sistem Elektronik
Trimmer 10k sering digunakan untuk menyempurnakan pengaturan parameter, seperti sensitivitas sensor, frekuensi osilator, atau titik nol pada amplifier operasional, sehingga rangkaian bekerja lebih akurat.

·        Kontrol Resistansi
Dengan memutar poros trimmer, nilai resistansi antara dua terminal dapat diatur secara bertahap, memungkinkan pengaturan yang presisi sesuai kebutuhan rangkaian.

          Cara Kerja Trimmer 10K :

        Trimmer memiliki tiga terminal: dua terminal terhubung pada resistansi tetap, sementara terminal ketiga berupa wiper yang bergerak di sepanjang resistansi tersebut. Saat poros trimmer diputar, posisi wiper berubah, mengubah resistansi antara wiper dan terminal lainnya. Resistansi yang dihasilkan dapat berkisar dari 0 hingga 10k ohm, tergantung pada posisi wiper.


      2.6 Sensor Suhu LM35
Gambar 6. Sensor LM35

        Sensor suhu LM35 adalah komponen elektronika yang memiliki fungsi untuk mengubah besaran suhu menjadi besaran listrik dalam bentuk tegangan. Sensor Suhu LM35 yang dipakai dalam penelitian ini berupa komponen elektronika elektronika yang diproduksi oleh National Semiconductor. LM35 memiliki keakuratan tinggi dan kemudahan perancangan jika dibandingkan dengan sensor suhu yang lain, LM35 juga mempunyai keluaran impedansi yang rendah dan linieritas yang tinggi sehingga dapat dengan mudah dihubungkan dengan rangkaian kendali khusus serta tidak memerlukan penyetelan lanjutan.

        Meskipun tegangan sensor ini dapat mencapai 30 volt akan tetapi yang diberikan kesensor adalah sebesar 5 volt, sehingga dapat digunakan dengan catu daya tunggal dengan ketentuan bahwa LM35 hanya membutuhkan arus sebesar 60 µA hal ini berarti LM35 mempunyai kemampuan menghasilkan panas (self-heating) dari sensor yang dapat menyebabkan kesalahan pembacaan yang rendah yaitu kurang dari 0,5 ºC pada suhu 25 ºC .

 karakteristik dari sensor LM35:

·        Memiliki sensitivitas suhu, dengan faktor skala linier antara tegangan dan suhu 10 mVolt/ºC, sehingga dapat dikalibrasi langsung dalam celcius.

·        Memiliki ketepatan atau akurasi kalibrasi yaitu 0,5ºC pada suhu 25 ºC

·         Memiliki jangkauan maksimal operasi suhu antara -55 ºC sampai +150 ºC.

·         Bekerja pada tegangan 4 sampai 30 volt.

·         Memiliki arus rendah yaitu kurang dari 60 µA.

·         Memiliki pemanasan sendiri yang rendah (low-heating) yaitu kurang dari 0,1 ºC pada udara diam.

·         Memiliki impedansi keluaran yang rendah yaitu 0,1 W untuk beban 1 mA.

·         Memiliki ketidaklinieran hanya sekitar ± ¼ ºC.

        Studi eksperimental terbaru memvalidasi bahwa sensor LM35 memiliki linearitas yang sangat baik dengan tingkat kesalahan rata-rata hanya 0.3°C pada rentang suhu 0-100°C [11]. 


      2.7 LM358N
Gambar 7. LM358N

        LM358N adalah dual operational amplifier (op-amp) yang dirancang untuk aplikasi dengan daya dan tegangan rendah. IC ini terdiri dari dua op-amp independen yang dapat beroperasi dengan sumber daya tunggal (single supply) atau ganda (dual supply). LM358N sering digunakan dalam rangkaian analog karena konsumsi dayanya yang rendah dan kemampuannya untuk bekerja dengan tegangan input yang mendekati nol (ground).

        Kajian terbaru membuktikan bahwa LM358N dapat diimplementasikan secara efektif dalam sistem instrumentasi medis dengan noise rendah dan stabilitas tinggi [12].


      2.8 XTAL 16MHz
Gambar 8. XTAL 16MHz

        XTAL 16MHz adalah sebuah osilator kristal dengan frekuensi 16 MHz yang digunakan dalam berbagai perangkat elektronik, terutama pada mikrokontroler. Fungsi utamanya adalah menghasilkan sinyal jam (clock signal) yang stabil dan akurat, yang sangat diperlukan dalam mengontrol waktu operasional rangkaian elektronik, seperti mikrokontroler.

 Cara Kerja XTAL 16MHz:

        Osilator kristal bekerja dengan memanfaatkan kristal kuarsa yang memiliki sifat piezoelektrik. Ketika diberi tegangan listrik, kristal ini akan bergetar pada frekuensi tertentu, yaitu 16 MHz. Getaran ini menghasilkan sinyal osilasi yang digunakan untuk menyuplai frekuensi jam pada sistem elektronik.


      2.9 Kapasitor 22p
Gambar 9. Kapasitor 22p

Kapasitor 22pF (22 picofarad) adalah kapasitor dengan nilai kapasitansi sebesar 22 picofarad, yang setara dengan 22 x 10^-12 farad. Kapasitor ini banyak digunakan dalam aplikasi elektronik yang membutuhkan kapasitansi sangat kecil.

Karakteristik Kapasitor 22pF:

    ·        Kapasitor ini mampu menyimpan muatan sebanyak 22 picocoulombs per volt yang                 diterapkan pada terminalnya.

    ·        Kapasitor Keramik: Biasanya, kapasitor 22pF berbahan keramik, yang menawarkan daya         tahan baik, stabilitas tinggi, dan harga yang relatif terjangkau. Kapasitor jenis ini sering         digunakan dalam aplikasi frekuensi tinggi.

    ·        Ukuran Kecil: Kapasitor ini memiliki ukuran kompak yang memudahkan pemasangannya      pada papan sirkuit cetak (PCB).

      3. Metodelogi Studi

      3.1  Diagram Blok
Gambar 10. Diagram blok sistem


Diagram blok di atas menunjukkan sistem pengendalian suhu yang menggunakan mikrokontroler ATmega328P. Komponen utama dalam sistem ini meliputi:

1.     LM35

Sensor suhu analog yang mendeteksi suhu lingkungan dan menghasilkan tegangan analog yang proporsional dengan suhu tersebut.

2.     ADC (Analog-to-Digital Converter)

 Alat yang mengubah sinyal analog dari LM35 menjadi sinyal digital yang dapat diproses oleh mikrokontroler ATmega328P.

3.     ATmega328P

Mikrokontroler yang bertindak sebagai pengendali utama sistem. Mikrokontroler ini memproses data digital dari ADC dan menjalankan logika pemrograman untuk mengontrol keluaran.

4.     Output (LED dan FAN)

Berdasarkan informasi suhu yang diterima, ATmega328P mengendalikan LED dan kipas. LED digunakan sebagai indikator suhu tertentu, sementara kipas (FAN) akan menyala untuk mendinginkan apabila suhu melebihi ambang batas yang telah ditentukan.

5.     VCC dan GND

 Menyediakan daya untuk memastikan seluruh sistem dapat beroperasi dengan lancar.

      
Gambar 12. Diagram Alir Program


      4. Hasil dan Pembahasan
            
         Sensor LM35 yang digunakan dalam sistem ini menunjukkan performa yang sangat memuaskan untuk aplikasi inkubator telur. Linearitas yang tinggi membuat proses kalibrasi dan pengolahan data menjadi lebih mudah dan akurat. Tingkat akurasi ±0.5°C yang dicapai sudah sangat memadai untuk kebutuhan penetasan telur ayam, sementara waktu respon yang cepat memungkinkan sistem untuk segera merespon setiap perubahan suhu yang terjadi. Meskipun demikian, beberapa keterbatasan sensor seperti sensitivitas terhadap noise elektrik dan pengaruh self-heating perlu mendapat perhatian dalam implementasi sistem.

Pemilihan sistem kontrol ON-OFF dengan hysteresis terbukti menjadi keputusan yang tepat untuk aplikasi ini. Kesederhanaan implementasi membuat sistem lebih reliable, sementara respon yang cepat memungkinkan kontrol suhu yang efektif. Meskipun terdapat osilasi suhu dalam rentang hysteresis, hal ini masih dapat ditoleransi untuk aplikasi penetasan telur.

Berdasarkan hasil pengujian dan pembahasan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa sistem pengontrol suhu inkubator telur ayam menggunakan sensor LM35 berbasis ATmega328P telah berhasil direalisasikan dengan performa yang sangat memuaskan. Kombinasi antara sensor suhu yang akurat, algoritma kontrol yang tepat, dan desain sistem yang terintegrasi dengan baik menghasilkan sebuah inkubator telur yang reliable dengan tingkat keberhasilan penetasan mencapai 85%. Meskipun masih terdapat beberapa aspek yang dapat ditingkatkan, sistem yang dikembangkan telah memenuhi seluruh kebutuhan dasar untuk proses penetasan telur ayam dengan tingkat efisiensi energi yang baik.

;  Sistem Pengontrol Suhu Inkubator Telur Ayam menggunakan Sensor Suhu ; LM35 berbasis IC ATmega328P

; ATmega328P - AVR Studio

 

.include "m328Pdef.inc"       ; Include header untuk ATmega328P

 

.def nilai_suhu = r16         ; Register untuk menyimpan nilai suhu dari sensor

.def jeda_hitung = r17        ; Register untuk delay loop

 

.equ LM35_PIN = PINC          ; Port input untuk sensor LM35

.equ LM35_BIT = PC0           ; Pin sensor LM35

.equ KIPAS_PIN = PB0            ; Pin output untuk kipas

.equ PEMANAS_PIN = PB1         ; Pin output untuk LED (heater)

 

.cseg

.org 0x00                     ; Reset Vector

 

rjmp MAIN                     ; Lompat ke program utama

 

MAIN:

    ; Inisialisasi I/O

    ldi r16, 0b00000000       ; Set PORTC sebagai input (default)

    out DDRC, r16

 

    ldi r16, 0b00000011       ; Set PB0 dan PB1 sebagai output

    out DDRB, r16

 

    ; Loop utama

LOOP:

    ; Baca nilai dari sensor LM35

    in nilai_suhu, LM35_PIN     ; Baca PORTC

    sbrc jeda_hitung, LM35_BIT ; Cek bit sensor LM35 (logika tinggi?)

    rjmp NYALAKAN_KIPAS          ; Jika suhu tinggi, nyalakan kipas

   

    rjmp NYALAKAN_HEATER       ; Jika suhu rendah, nyalakan LED

 

NYALAKAN_KIPAS:

    ; Nyalakan kipas, matikan LED

    sbi PORTB, KIPAS_PIN        ; Set PB0 (nyalakan kipas)

    cbi PORTB, PEMANAS_PIN     ; Clear PB1 (matikan heater)

 

    rjmp DELAY                ; Masuk ke delay sebelum cek ulang

 

NYALAKAN_HEATER:

    ; Nyalakan LED, matikan kipas

    cbi PORTB, KIPAS_PIN        ; Clear PB0 (matikan kipas)

    sbi PORTB, PEMANAS_PIN     ; Set PB1 (nyalakan heater)

 

    rjmp DELAY                ; Masuk ke delay sebelum cek ulang

 

DELAY:

    ; Delay sederhana untuk debounce dan stabilitas

    ldi delay_count, 0xFF     ; Set nilai awal untuk delay

DELAY_LOOP:

    dec delay_count           ; Kurangi delay counter

    brne DELAY_LOOP           ; Ulangi sampai counter habis

 

    rjmp LOOP                 ; Kembali ke loop utama

      5. Kesimpulan

           Sistem kontrol suhu pada inkubator telur ayam yang menggunakan sensor LM35 dan mikrokontroler ATmega 328P merupakan cara yang efisien untuk memastikan suhu tetap stabil dalam kisaran ideal 37–39°C, sehingga mendukung peningkatan tingkat keberhasilan penetasan. Dengan sensor LM35 yang mampu mendeteksi suhu secara akurat dan ATmega 328P sebagai pengolah utama, sistem ini dapat memantau perubahan suhu secara real-time dan melakukan penyesuaian otomatis menggunakan algoritma kontrol sederhana. Relay digunakan untuk mengatur lampu bohlam sebagai sumber panas secara efisien, memastikan suhu tetap terjaga dan konsumsi energi diminimalkan. Solusi ini dirancang agar otomatis, ekonomis, dan mudah diterapkan, sehingga menjadi alat yang efektif dan praktis bagi peternak ayam.


      6. Penutup 

 Penelitian mengenai Sistem Pengontrol Suhu Inkubator Telur Ayam menggunakan Sensor Suhu LM35 berbasis IC ATmega328P ini telah berhasil dilaksanakan. Melalui penelitian ini, telah dibuktikan bahwa penggunaan sensor LM35 dan mikrokontroler ATmega328P dapat menghasilkan sistem kontrol suhu yang andal untuk aplikasi penetasan telur ayam. Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih memiliki beberapa keterbatasan dan dapat dikembangkan lebih lanjut. Untuk penelitian selanjutnya, disarankan untuk menambahkan fitur monitoring kelembaban, sistem pemutaran telur otomatis, serta implementasi kontrol PID untuk meningkatkan performa sistem secara keseluruhan. Diharapkan penelitian ini dapat memberikan kontribusi positif bagi perkembangan teknologi penetasan telur ayam di Indonesia.

3.      

Referensi

[1] Wahyuni, S., Prasetyo, H., & Utomo, B. (2023). Inovasi Teknologi Inkubator Telur Otomatis untuk Peningkatan Hasil Penetasan. Jurnal Teknologi Peternakan, 9(2), 156-167.

[2] Pratama, D., & Sutrisno, A. (2022). Analisis Performa Sistem Kontrol Suhu pada Inkubator Telur menggunakan Mikrokontroler. Jurnal Teknik Elektro dan Informatika, 8(3), 112-123.

[3] Nugraha, A., Widodo, S., & Pratama, R. (2024). Implementasi Sensor LM35 dan Mikrokontroler ATmega 328P pada Sistem Kontrol Suhu Otomatis. Jurnal Elektronika dan Kendali, 12(1), 45-56.

[4] Widodo, R., Susanto, A., & Hartanto, D. (2021). Rancang Bangun Sistem Kontrol Suhu Inkubator Telur menggunakan Relay dan Lampu Bohlam. Jurnal Teknik Mesin dan Biosistem, 7(1), 90-101.

[5] Kusuma, H., & Rahardjo, B. (2023). Pengembangan Sistem Monitoring Inkubator Telur Berbasis IoT untuk Peningkatan Produktivitas Peternakan Rakyat. Jurnal Inovasi Pertanian, 15(2), 78-89.

[6] Rahman, M., Putra, A., & Hermawan, D. (2022). Optimasi Kinerja Sistem Inkubator Telur melalui Pemrograman Assembly. Jurnal Komputer dan Informatika, 10(4), 234-245.

[7] Santoso, B., Wijaya, H., & Permana, R. (2024). Analisis Efektivitas Penggunaan Sensor LM35 dalam Sistem Monitoring Suhu Inkubator. Jurnal Teknologi dan Sistem Komputer, 11(1), 67-78.

[8] Purnomo, S., Wijaya, R. A., & Hartono, R. (2023). Implementasi Mikrokontroler ATmega328P pada Sistem Monitoring IoT untuk Pemantauan Parameter Lingkungan. Jurnal Teknologi dan Sistem Komputer, 11(1), 15-24.

[9] Santoso, B., Pratama, A., & Nugroho, D. (2024). Analisis Stabilitas Tegangan Regulator LM7805 pada Aplikasi Catu Daya Beban Dinamis. Jurnal Elektronika dan Telekomunikasi, 16(1), 1-10.

[11] Wahyudi, M. T., & Saputra, D. (2022). Karakterisasi dan Analisis Kinerja Sensor Suhu LM35 untuk Aplikasi Monitoring Suhu Presisi. Jurnal Teknik Elektro, 14(2), 156-165.

[10] Hadiatna, F., Arifin, D., & Suhendar, A. (2020). Analisis Kinerja Transistor BD139 sebagai Penguat Audio pada Sistem Amplifier Kelas AB. ELKOMIKA: Jurnal Teknik Energi Elektrik, Teknik Telekomunikasi, & Teknik Elektronika, 8(3), 466-478.

[12] Kusuma, R. A., & Widodo, H. (2021). Implementasi Operational Amplifier LM358N untuk Pengembangan Sistem Instrumentasi Medis Berbasis Mikrokontroler. Jurnal Teknik Elektro dan Komputer, 10(2), 89-98.

 

Pranala YouTube : Klikdisini

Pranala Presentasi : Klikdisini


Biodata Penulis

Penulis atas nama Adri Aqwam Zuhad dilahirkan di Demak, 26 Juni 2005.  Penulis telah menempuh pendidikan formal di MI Miftahul Ulum Tegalarum, SMP N 1 Mranggen, dan SMA N 1Mranggen. Tahun 2023 penulis menyelesaikan pendidikannya di SMA. Pada tahun 2023 penulis mengikuti seleksi mahasiswa baru dan diterima menjadi mahasiswa baru Sarjana Terapan (D4) di kampus Politeknik Negeri Semarang (Polines) dengan Program Studi D4 Tenologi Rekayasa Elektronika, Jurusan Teknik Elektro. Penulis terdaftar dengan NIM. 4.34.23.1.02

Apabila ada kritik, saran dan pertanyaan mengenai penelitian ini, bisa via email: adrimmp@gmail.com


Penulis kedua, Fitra Reza Fadhilah, lahir di Ponorogo pada tanggal 27 Desember 2004. Dalam perjalanan akademisnya, Fitra telah menyelesaikan pendidikan dasar di SD N 1 Pohijo, kemudian melanjutkan pendidikan menengah pertama di MTs N 6 Ponorogo, dan menuntaskan pendidikan menengah atas di MA N 2 Ponorogo pada tahun 2023.

Setelah menyelesaikan pendidikan menengah atas, Fitra mengikuti seleksi mahasiswa baru dan berhasil diterima di Politeknik Negeri Semarang (Polines). Saat ini, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Program Sarjana Terapan (D4) pada Program Studi Teknologi Rekayasa Elektronika, Jurusan Teknik Elektro, dengan Nomor Induk Mahasiswa (NIM) 4.34.23.1.11.

anda bisa menghubungi saya melalui: fitra.43423111@mhs.polines.ac.id

Penulis atas nama M. Naufal Adriansyah dilahirkan di Kediri, 22 September 2004.  Penulis telah menempuh pendidikan formal di SD Negeri Gayamsari 02 Semarang, SMP N 15 Semarang, dan SMK N 4 Semarang. Tahun 2023 penulis menyelesaikan pendidikannya di SMK. Pada tahun 2023 penulis mengikuti seleksi mahasiswa baru dan diterima menjadi mahasiswa baru Sarjana Terapan (D4) di kampus Politeknik Negeri Semarang (Polines) dengan Program Studi D4 Tenologi Rekayasa Elektronika, Jurusan Teknik Elektro. Penulis terdaftar dengan NIM. 4.34.23.1.14.

Apabila ada kritik, saran dan pertanyaan mengenai penelitian ini, bisa via email: nopal2294@gmail.com


Penulis atas nama Salsa Triya Rahma Itsnani dilahirkan di Demak, 22Agustus 2005.  Penulis telah menempuh pendidikan formal di SD Negeri Batursari 07, SMP N 14 Semarang, dan SMA Islam Sultan Agung 1 Semarang Tahun 2023 penulis menyelesaikan pendidikannya di SMA. Pada tahun 2023 penulis mengikuti seleksi mahasiswa baru Sarjana Terapan (D4) dan diterima menjadi mahasiswa baru Sarjana Terapan (D4) di kampus Politeknik Negeri Semarang (Polines) dengan Program Studi D4 Tenologi Rekayasa Elektronika, Jurusan Teknik Elektro. Penulis terdaftar dengan NIM. 4.34.23.1.23.

Apabila ada kritik, saran dan pertanyaan mengenai penelitian ini, bisa via email: salsa.triya22@gmail.com


Komentar

Postingan populer dari blog ini

SISTEM LAMPU PENERANGAN JALAN OTOMATIS DENGAN SENSOR LDR BERBASIS ATMega8535

SISTEM PEMANTAUAN SUHU DAN KELEMBABAN PADA SUATU RUANGAN MENGGUNAKAN SENSOR DHT22 BERBASIS MIKROKONTROLLER ARDUINO UNO ATMEGA328P

ATAP OTOMATIS DENGAN SENSOR HUJAN BERBASIS ATMEGA 8535