KIPAS OTOMATIS MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER ATMEGA16 DAN SENSOR PIR
KIPAS
OTOMATIS MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER ATMEGA16 DAN SENSOR PIR
Dosen
Pengampu: DR. Samuel Beta K., Ing.Tech, M.T.
Disusun
Oleh:
1. Bijak Dahana |
EK-2C |
(3.32.23.2.05) |
2. Fajar Firdaus |
EK-2C |
(3.32.23.2.08) |
3. M. Mulki Alam |
EK-2C |
(3.32.23.2.16) |
4. Rahayu Bella W. |
EK-2C |
(3.32.23.2.18) |
PROGRAM
STUDI D3 TEKNIK ELEKTRONIKA
JURUSAN
TEKNIIK ELEKTRO
POLITEKNIK
NEGERI SEMARANG
2024
ABSTRAK
Kipas otomatis berbasis
mikrokontroler ATmega16 dan sensor PIR (Passive Infrared) merupakan inovasi
yang dirancang untuk meningkatkan efisiensi energi dan kenyamanan pengguna
dalam penggunaan perangkat pendingin. Sistem ini memanfaatkan sensor PIR untuk
mendeteksi keberadaan manusia melalui perubahan radiasi inframerah akibat
pergerakan tubuh. Data dari sensor PIR diproses oleh mikrokontroler ATmega16,
yang kemudian mengontrol kipas agar menyala secara otomatis ketika terdeteksi
keberadaan pengguna, dan mati ketika tidak ada aktivitas dalam jangka waktu
tertentu.
Prototipe yang
dikembangkan dilengkapi dengan fitur pengaturan waktu tunda untuk memastikan
kipas tidak terlalu sering menyala-mati, yang dapat memengaruhi umur perangkat.
Selain itu, sistem ini dirancang untuk dapat diintegrasikan dengan catu daya
hemat energi, sehingga mendukung tujuan keberlanjutan lingkungan. Pengujian
dilakukan di berbagai kondisi lingkungan, seperti ruangan dengan tingkat cahaya
berbeda dan beragam jarak deteksi, untuk mengevaluasi akurasi dan keandalan
sistem. Hasil pengujian menunjukkan bahwa sistem ini memiliki tingkat akurasi
deteksi lebih dari 90% dengan waktu respons kurang dari 2 detik.
Penggunaan sistem kipas otomatis ini tidak hanya mengurangi konsumsi energi yang berlebihan akibat kipas yang dibiarkan menyala tanpa pengguna, tetapi juga memberikan kenyamanan lebih melalui pengoperasian yang sepenuhnya otomatis. Dengan demikian, inovasi ini cocok diaplikasikan di berbagai lingkungan seperti rumah tangga, perkantoran, hingga ruang publik yang memerlukan pengelolaan energi yang efisien dan optimal.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis
panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan jurnal berjudul “Kipas Otomatis
Menggunakan Mikrokontroler ATmega16 dan Sensor PIR”. Penulisan jurnal ini
bertujuan untuk memberikan kontribusi bagi pengembangan teknologi hemat energi
yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Jurnal ini disusun
berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan memanfaatkan teknologi
mikrokontroler ATmega16 dan sensor PIR untuk menciptakan sistem kipas otomatis.
Penulis berharap bahwa penelitian ini dapat menjadi referensi bagi pengembangan
inovasi teknologi yang serupa di masa mendatang.
1.
Dalam penyusunan jurnal ini, penulis
menyadari bahwa keberhasilan penelitian dan penyusunan laporan ini tidak
terlepas dari dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
2. 1. DR. Samuel Beta K., Ing.Tech, M.T., yang telah memberikan bimbingan, arahan, dan masukan selama proses penelitian dan penulisan jurnal ini.
3.
2. POLINES, yang telah menyediakan fasilitas
pendukung untuk kelancaran penelitian.
4.
3. Keluarga dan teman-teman, atas doa,
dukungan, serta motivasi yang selalu diberikan.
Penulis menyadari bahwa
jurnal ini masih memiliki keterbatasan dan kekurangan. Oleh karena itu, penulis
sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk penyempurnaan karya
ini di masa mendatang.
Akhir kata, penulis
berharap semoga jurnal ini dapat memberikan manfaat, baik secara akademis
maupun praktis, bagi semua pihak yang membacanya.
Hormat kami,
[Bijak, Fajar, Alam, Bella]
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Kebutuhan akan efisiensi energi dan kenyamanan dalam kehidupan
sehari-hari semakin meningkat seiring dengan berkembangnya teknologi. Salah
satu upaya yang dapat dilakukan untuk memenuhi kebutuhan tersebut adalah dengan
menciptakan sistem otomatis yang mampu mengelola perangkat elektronik secara
cerdas berdasarkan kondisi lingkungan. Kipas angin merupakan perangkat
elektronik yang banyak digunakan di berbagai tempat, baik di rumah, kantor,
maupun ruang publik. Namun, sering kali kipas dibiarkan menyala meskipun tidak
ada pengguna, yang menyebabkan pemborosan energi dan meningkatkan biaya
listrik.
Untuk mengatasi masalah tersebut, diperlukan sebuah sistem
yang dapat mengoperasikan kipas secara otomatis berdasarkan keberadaan
pengguna. Sistem ini memanfaatkan sensor PIR (Passive Infrared) untuk
mendeteksi gerakan atau keberadaan manusia. Sensor PIR bekerja dengan mengenali
perubahan radiasi inframerah yang dihasilkan oleh tubuh manusia. Ketika sensor
mendeteksi gerakan, sistem akan menyalakan LED hijau sebagai indikator aktif,
mengaktifkan relay yang terhubung ke kipas, sehingga kipas menyala secara otomatis.
Sebaliknya, ketika tidak ada gerakan yang terdeteksi, LED merah akan menyala
sebagai indikator pasif, dan relay akan mati, mematikan kipas.
Sistem ini dirancang menggunakan mikrokontroler ATmega16
sebagai pengendali utama, yang mampu memproses data dari sensor PIR dan
mengontrol perangkat elektronik dengan akurasi tinggi. Implementasi sistem
kipas otomatis ini tidak hanya meningkatkan kenyamanan pengguna dengan
pengoperasian yang sepenuhnya otomatis, tetapi juga mengurangi konsumsi energi
yang tidak perlu, menjadikannya lebih hemat daya dan ramah lingkungan.
Dengan latar belakang tersebut, proyek ini bertujuan untuk
menciptakan solusi praktis yang dapat diaplikasikan di berbagai lingkungan,
seperti rumah tangga, perkantoran, hingga ruang publik, untuk mendukung
pengelolaan energi yang lebih efisien dan berkelanjutan.
1.2 Perumusah
Masalah
1. Bagaimana
merancang sistem otomatis berbasis mikrokontroler ATmega16 yang dapat
mengoperasikan kipas secara efisien menggunakan sensor PIR?
2. Bagaimana
cara sensor PIR mendeteksi keberadaan gerakan secara akurat untuk mengontrol
kipas dan indikator LED?
3. Bagaimana
memastikan sistem bekerja secara andal dalam berbagai kondisi lingkungan untuk
meminimalkan konsumsi energi yang tidak perlu?
1.3 Tujuan
1. Mengembangkan
sistem otomatis berbasis mikrokontroler ATmega16 yang mampu mengoperasikan
kipas secara cerdas berdasarkan deteksi gerakan.
2. Menerapkan
sensor PIR untuk mendeteksi gerakan dan mengintegrasikannya dengan indikator
LED sebagai tanda sistem aktif atau pasif.
3. Mengurangi
konsumsi energi perangkat elektronik dengan mematikan kipas secara otomatis
saat tidak diperlukan, sehingga mendukung efisiensi energi dan keberlanjutan
lingkungan.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
penjelasan dan uraian
teori penunjang yang digunakan dalam membuat alat ini diperlukan untuk
mempermudah pemahaman tentang cara kerja rangkaian maupun dasar-dasar
perencanaan alat.
A. MIKROKONTROLER
ATMEGA16
Gambar 1.1 ATmega16
Mikrokontroler
ATmega16 merupakan salah satu produk dari keluarga AVR yang diproduksi oleh
Atmel. Mikrokontroler ini berbasis arsitektur RISC (Reduced Instruction Set
Computing) dengan kemampuan pemrosesan yang cepat dan efisien. ATmega16
memiliki 16 KB flash memory, 1 KB SRAM, dan 512 bytes EEPROM, yang cukup untuk
mengakomodasi berbagai kebutuhan aplikasi sistem tertanam, termasuk sistem
kontrol otomatis.
Beberapa
fitur utama ATmega16 dalam proyek ini adalah:
1) Input/Output
Port: Mikrokontroler ini memiliki 32 pin I/O yang dapat digunakan untuk
mengontrol berbagai perangkat eksternal, termasuk sensor PIR, LED, dan
relay.
2) Timer/Counter:
Dilengkapi dengan tiga timer/counter yang dapat digunakan untuk menghasilkan
penundaan atau mengontrol durasi pengaktifan perangkat.
3) Interrupt:
Fitur interrupt memungkinkan mikrokontroler untuk merespons kejadian eksternal,
seperti sinyal dari sensor PIR, secara cepat dan efisien.
4) Power
Management: ATmega16 memiliki mode hemat daya yang dapat dimanfaatkan untuk
mengoptimalkan konsumsi energi dalam sistem otomatis.
ATmega16
sering digunakan dalam sistem otomatis karena fleksibilitasnya dalam mengontrol
perangkat elektronik. Dalam proyek ini, mikrokontroler berperan sebagai
pengendali utama yang menerima sinyal dari sensor PIR untuk mendeteksi gerakan.
Berdasarkan sinyal tersebut, ATmega16 mengatur status relay dan LED melalui
port I/O.
Mikrokontroler
ATmega16 dipilih karena keandalan, kemampuan pemrograman yang luas, serta
kompatibilitasnya dengan berbagai perangkat pendukung seperti sensor dan modul
relay. Dengan kemampuannya untuk menangani tugas-tugas pemrosesan sinyal secara
real-time, ATmega16 menjadi pilihan ideal untuk mengimplementasikan sistem
kipas otomatis berbasis deteksi gerakan.
Dengan memanfaatkan fitur dan kemampuan ATmega16, proyek ini mampu menghasilkan sistem yang sederhana, efektif, dan hemat energi untuk aplikasi di berbagai lingkungan.
B. SENSOR
PIR
Gambar 1.2 Sensor PIR
Sensor
PIR (Passive Infrared) adalah jenis sensor elektronik yang digunakan untuk
mendeteksi gerakan berdasarkan perubahan radiasi inframerah dalam
lingkungannya. PIR berfungsi dengan mengenali perbedaan suhu antara benda
bergerak, seperti tubuh manusia, dan latar belakangnya. Sensor ini bekerja
pasif, yang berarti tidak memancarkan sinyal sendiri, melainkan hanya
mendeteksi energi inframerah yang ada di sekitarnya.
Sensor
PIR mendeteksi gerakan dengan cara mengukur perubahan radiasi inframerah yang
terjadi ketika objek panas, seperti manusia, masuk atau keluar dari area
deteksi. Jika perubahan radiasi terdeteksi, sensor akan menghasilkan sinyal
digital berupa logika tinggi (HIGH) yang dapat dibaca oleh mikrokontroler.
Ketika tidak ada gerakan, sensor akan menghasilkan logika rendah (LOW).
Dalam proyek ini, sensor PIR memegang peran penting untuk mendeteksi keberadaan gerakan manusia sebagai input utama sistem. Kombinasi antara sensor PIR dan mikrokontroler ATmega16 memungkinkan sistem bekerja secara otomatis untuk mengontrol kipas dan indikator LED dengan respons cepat. Dengan cakupan deteksi yang luas dan keandalan tinggi, sensor PIR mendukung tujuan proyek untuk menciptakan sistem kipas otomatis yang hemat energi dan ramah lingkungan.
C. FAN
Gambar 1.3 FAN 5V
Fan kipas 5V merupakan perangkat
elektronik kecil yang dirancang untuk menghasilkan aliran udara dengan
menggunakan tegangan kerja 5 volt. Kipas jenis ini sering digunakan dalam
berbagai aplikasi, seperti pendingin komputer, sistem ventilasi, atau proyek berbasis
mikrokontroler. Kipas ini bekerja dengan motor DC yang digerakkan oleh arus
listrik, menghasilkan putaran baling-baling untuk menciptakan aliran
udara.
Fan kipas 5V menggunakan motor DC untuk
menggerakkan baling-baling kipas. Tegangan 5V diterapkan ke motor melalui
rangkaian kontrol seperti relay atau transistor. Ketika kipas diaktifkan, motor
menghasilkan medan magnet yang memutar rotor, sehingga baling-baling
menghasilkan aliran udara.
Dalam proyek ini, fan kipas 5V digunakan sebagai perangkat output utama yang berfungsi untuk memberikan aliran udara. Kipas ini dihubungkan ke relay, yang dikendalikan oleh mikrokontroler ATmega16 berdasarkan sinyal dari sensor PIR. kipas dapat menyala dan mati sesuai kebutuhan, mendukung efisiensi energi sekaligus memberikan kenyamanan pengguna. Penggunaan kipas 5V juga memastikan kompatibilitas penuh dengan komponen elektronik lainnya dalam sistem.
D. RELAY
Gambar 1.4 Relay
Relay adalah perangkat elektromekanis yang
berfungsi sebagai saklar elektrik yang dioperasikan secara otomatis. Perangkat
ini digunakan untuk mengontrol aliran listrik ke suatu beban (seperti kipas)
menggunakan sinyal listrik kecil. Relay memungkinkan pengendalian perangkat
berdaya tinggi dengan menggunakan tegangan dan arus yang jauh lebih rendah,
sehingga sering digunakan dalam sistem kontrol berbasis mikrokontroler.
Relay dalam proyek ini dihubungkan ke
salah satu port I/O mikrokontroler ATmega16. Sinyal keluaran digital dari
mikrokontroler mengontrol koil relay untuk mengalihkan status kontak saklar.
Dengan menggunakan relay, kipas dapat dihidupkan dan dimatikan secara otomatis
sesuai dengan deteksi gerakan oleh sensor PIR.
Penggunaan relay memungkinkan sistem bekerja dengan aman dan efisien, karena kipas dapat dikontrol secara otomatis tanpa memerlukan campur tangan manual, mendukung tujuan proyek untuk menciptakan sistem hemat energi yang sepenuhnya otomatis.
E. LED
Gambar 1.5 LED
LED (Light Emitting Diode) adalah komponen
elektronik yang memancarkan cahaya ketika arus listrik mengalir melaluinya. LED
bekerja berdasarkan prinsip elektroluminesensi, di mana energi listrik diubah
menjadi cahaya ketika elektron melewati sambungan semikonduktor (dioda). LED
merupakan komponen hemat energi yang sering digunakan dalam berbagai aplikasi
elektronik karena efisiensinya yang tinggi, daya tahan lama, dan ukuran yang
kecil.
Dalam proyek ini, LED digunakan sebagai
indikator untuk menunjukkan status sistem LED dihubungkan ke mikrokontroler
ATmega16 melalui resistor pembatas arus. Mikrokontroler mengontrol LED
berdasarkan sinyal dari sensor PIR:
- Ketika gerakan terdeteksi,
mikrokontroler menyalakan LED hijau dan mematikan LED merah.
- Ketika tidak ada gerakan, mikrokontroler
menyalakan LED merah dan mematikan LED hijau.
LED dalam proyek ini menjadi komponen penting untuk memberikan umpan balik visual kepada pengguna. Dengan kontrol dari mikrokontroler ATmega16, LED menunjukkan status sistem secara intuitif, mendukung fungsi utama proyek dalam menciptakan sistem otomatis yang user-friendly. Integrasi LED juga meningkatkan nilai estetika dan fungsi proyek secara keseluruhan.
F. RESISTOR
Gambar 1.6 Resistor
Resistor adalah komponen elektronik yang
dirancang untuk membatasi atau mengatur aliran arus listrik dalam suatu
rangkaian. Fungsi utama resistor adalah untuk menurunkan tegangan atau mengatur
arus agar sesuai dengan kebutuhan perangkat lain dalam rangkaian. Resistor
terbuat dari bahan yang memiliki hambatan listrik tertentu, yang biasanya
dinyatakan dalam satuan ohm (Ω).
Dalam proyek ini, resistor digunakan untuk mengatur arus yang mengalir ke komponen LED. Beberapa penerapan resistor dalam proyek ini LED membutuhkan pembatas arus untuk mencegah kerusakan akibat arus yang berlebihan. Resistor dipasang seri dengan LED untuk menjaga agar arus yang mengalir ke LED tidak melebihi batas aman yang biasanya sekitar 10–20 mA. Oleh karena itu, pemilihan resistor yang tepat sangat penting untuk memastikan sistem berjalan dengan aman dan efisien.
BAB III
PERANCANGAN ALAT
3.1 Perangkat
Keras dan Rangkaian Elektronika
Komponen yang digunakan dalam pembuatan project
ini di antaranya:
1) Mikrokontroler
ATmega16
2) Sensor
PIR
3) Relay
4) FAN
Kipas 5V
5) LED
6) Resistor
3.2 Cara
Kerja
Proyek kipas otomatis ini bekerja dengan mendeteksi gerakan menggunakan sensor PIR. Ketika sensor PIR mendeteksi gerakan, sensor mengirimkan sinyal ke mikrokontroler ATmega16, yang kemudian memproses sinyal tersebut. Jika ada gerakan, mikrokontroler mengaktifkan LED hijau sebagai indikator aktif dan menghidupkan relay yang mengalirkan listrik ke kipas 5V, sehingga kipas menyala. Sebaliknya, jika tidak ada gerakan yang terdeteksi, mikrokontroler menyalakan LED merah sebagai indikator pasif dan memutuskan relay, mematikan kipas. Sistem ini memungkinkan kipas beroperasi secara otomatis sesuai dengan keberadaan gerakan di sekitarnya, menghemat energi dan meningkatkan kenyamanan.
3.3 Diagram Blok
3.4 Diagram Alir
3.5 Gambar Rangkaian
3.6 Program Assembly
; Program: PIR Motion Sensor dengan ATmega16
; Deskripsi: LED hijau menyala dan kipas aktif ketika ada
gerakan terdeteksi oleh sensor PIR.
; LED merah
menyala dan kipas tidak aktif ketika tidak ada gerakan.
; Pin Konfigurasi:
; - Sensor PIR di PortD Pin0 (PIND0)
; - LED hijau di PortB Pin0 (PINB0)
; - LED merah di PortB Pin1 (PINB1)
; - Kipas di PortB Pin2 (PINB2)
.include "m16def.inc"
; Definisikan pin
.equ PIR = 0 ; PIND0
.equ LED_GREEN = 0 ; PINB0
.equ LED_RED = 1 ; PINB1
.equ FAN = 2 ; PINB2
.org 0x00
rjmp RESET
RESET:
ldi r16, 0xFF
out DDRB, r16 ; Set PortB sebagai output
ldi r16, 0x00
out DDRD, r16 ; Set PortD sebagai input
LOOP:
sbic PIND, PIR ; Cek apakah ada gerakan
rjmp NO_MOTION ; Jika tidak ada gerakan, lompat ke
NO_MOTION
sbi PORTB, LED_GREEN ;
Nyalakan LED hijau
cbi PORTB,
LED_RED ; Matikan LED merah
sbi PORTB, FAN ; Aktifkan kipas
rjmp LOOP ; Ulangi loop
NO_MOTION:
sbi PORTB,
LED_RED ; Nyalakan LED merah
cbi PORTB, LED_GREEN ;
Matikan LED hijau
cbi PORTB, FAN ; Nonaktifkan kipas
rjmp LOOP ; Ulangi loop
; Selesai
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Proyek kipas otomatis berbasis
mikrokontroler ATmega16 dan sensor PIR ini telah berhasil menunjukkan
implementasi sistem yang tidak hanya efisien tetapi juga praktis dalam mengatur
kinerja kipas berdasarkan deteksi gerakan. Penggunaan sensor PIR (Passive
Infrared) sebagai inti dari sistem memungkinkan deteksi panas yang dipancarkan
oleh tubuh manusia, sehingga sistem dapat bekerja secara otomatis saat ada
gerakan di sekitarnya. Dengan demikian, sistem dapat menjaga kenyamanan di
ruang tertutup dengan mengaktifkan kipas udara secara efisien hanya saat dibutuhkan.
Hasil pengujian menunjukkan bahwa ketika
sensor PIR mendeteksi gerakan, LED hijau sebagai indikator aktif menyala, dan
kipas mulai beroperasi melalui relay. Ini memberikan indikasi yang jelas bahwa
sistem berfungsi dengan baik. Sebaliknya, ketika tidak ada gerakan terdeteksi,
LED merah menyala sebagai indikator pasif, dan relay memutuskan aliran listrik
ke kipas, sehingga perangkat mati dan menghemat sumber daya. Proyek ini tidak
hanya mengurangi pemborosan energi tetapi juga menciptakan suasana yang lebih nyaman
dengan sirkulasi udara yang optimal.
Secara keseluruhan, sistem kontrol
otomatis ini dapat diintegrasikan lebih lanjut dalam konsep rumah pintar, di
mana berbagai perangkat dapat saling berinteraksi untuk meningkatkan efisiensi
dan kenyamanan sehari-hari.
Keterampilan dalam pemrograman mikrokontroler dan pemahaman tentang sensor menjadi kompetensi penting yang bisa digunakan dalam berbagai aplikasi teknologi.
4.2 Saran
1) Pengembangan
Kontrol Jarak Jauh: Pertimbangkan untuk menambahkan fitur kontrol jarak jauh
menggunakan aplikasi berbasis smartphone atau modul Bluetooth/Wi-Fi. Ini akan
memberikan pengguna kemampuan untuk mengatur kipas dari jarak jauh,
meningkatkan kenyamanan dan fleksibilitas.
2) Penambahan
Sensor Lingkungan: Selain sensor PIR, tambahkan sensor lingkungan seperti
sensor suhu dan kelembapan. Dengan informasi tambahan ini, sistem dapat
mengatur kecepatan kipas berdasarkan kondisi ruangan, menghasilkan kenyamanan
yang lebih baik.
3) Optimasi
Penggunaan Energi: Lakukan penelitian lebih lanjut tentang bagaimana sistem
dapat diprogram untuk menggunakan lebih sedikit energi. Misalnya, kipas bisa
diatur untuk beroperasi pada kecepatan rendah saat mendeteksi gerakan ringan
dan meningkatkan kecepatan saat aktivitas lebih intensif.
BAB V
DAFTAR PUSTAKA
5.1 Referensi
1. https://rekayasaelektronikab22.blogspot.com/2024/01/kipas-dan-lampu-otomatis-berbasis-at.html
5.2 Youtube
5.3 PPT
Komentar
Posting Komentar