LAMPU SIRINE BERBASIS ATMEGA 8535
ABSTRAK
Proyek lampu sirine menggunakan buzzer ini bertujuan untuk merancang dan
membuat sistem peringatan berbasis suara dan cahaya dengan menggunakan
kombinasi lampu LED dan buzzer. Sistem
ini dirancang untuk memberikan peringatan dalam situasi darurat atau kebutuhan
lainnya, seperti pada kendaraan darurat atau sebagai alat pengingat. Proyek ini
menggunakan mikrokontroler sebagai pengendali utama yang mengatur urutan nyala
lampu LED dan suara buzzer. Lampu LED akan menyala dengan pola kedip tertentu
yang disertai dengan bunyi buzzer yang keras dan dapat menarik perhatian dalam
situasi kritis. Dengan menggunakan komponen seperti mikrokontroler, sensor,
LED, dan buzzer, proyek ini berhasil menghasilkan sistem yang mudah dipasang
dan dioperasikan, serta efektif dalam memberikan peringatan visual dan
auditori. Hasil dari proyek ini diharapkan dapat digunakan dalam berbagai
aplikasi, baik di sektor kendaraan, industri, maupun untuk keperluan lain yang
membutuhkan sistem peringatan darurat.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Dalam dunia otomotif, penggunaan perangkat tambahan seperti lampu
sirine pada mobil sering kali diperlukan untuk memenuhi kebutuhan khusus,
seperti pada kendaraan operasional dinas, ambulans, pemadam kebakaran, atau
kendaraan patroli. Lampu sirine memiliki peran penting sebagai alat pemberi
tanda dan komunikasi visual dalam situasi darurat, membantu meningkatkan
kesadaran pengguna jalan lainnya terhadap keberadaan kendaraan prioritas.
Proyek ini bertujuan untuk merancang,
mengembangkan, dan mengimplementasikan lampu sirine yang efisien, andal, dan
sesuai dengan standar keamanan serta regulasi yang berlaku. Dalam pelaksanaan
proyek ini, berbagai aspek seperti pemilihan komponen, desain rangkaian
elektronik, pemasangan perangkat, hingga pengujian fungsional menjadi perhatian
utama untuk memastikan performa dan keamanan sistem yang optimal.
1.2 PERUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana merancang sistem lampu sirine yang efisien dan
andal untuk digunakan pada kendaraan operasional?
2. Apa saja komponen yang tepat untuk digunakan agar sistem
lampu sirine dapat berfungsi optimal dalam berbagai kondisi?
1.3 TUJUAN
1.
Merancang
dan mengembangkan sistem lampu sirine yang efisien, andal, dan sesuai kebutuhan
kendaraan operasional.
2.
Melakukan
pengujian dan evaluasi sistem untuk memastikan bahwa lampu sirine dapat
berfungsi dengan baik, memberikan peringatan efektif, dan mendukung keselamatan
operasional kendaraan.
BAB 11
METODOLOGI
Proyek lampu sirine menggunakan buzzer dimulai dengan perancangan sistem
yang mencakup pemilihan komponen utama seperti buzzer, lampu LED, dan
mikrokontroler (Arduino). Setelah
itu, dilakukan penyusunan skematik untuk menghubungkan semua komponen dengan
benar, termasuk pemasangan resistor untuk lampu LED dan penghubungan dengan
mikrokontroler. Langkah selanjutnya adalah pemrograman mikrokontroler untuk
mengendalikan buzzer dan lampu LED sesuai dengan input tertentu, seperti
menyalakan buzzer dan lampu LED saat tombol ditekan atau sensor mendeteksi
gerakan. Setelah rangkaian selesai, pengujian dilakukan untuk memastikan semua
komponen berfungsi dengan baik, dengan beberapa skenario untuk mengevaluasi
respons sistem. Jika ditemukan kekurangan, dilakukan perbaikan dan
penyempurnaan, seperti mengganti komponen atau menyesuaikan kode program.
Setelah sistem berfungsi optimal, dokumentasi teknis disiapkan untuk
menjelaskan skematik, kode, dan panduan penggunaan, sehingga proyek dapat
diimplementasikan dengan efektif dan mudah dipahami oleh pengguna lain.
BAB III
KAJIAN PUSTAKA
3.1 MIKROKONTROLER
AT8535
ATMega8535 adalah mikrokontroler 8 bit yang
diproduksi oleh Atmel untuk keluarga AVR. Mikrokontroler ini memiliki beberapa fitur, di
antaranya:
·
Menggunakan
arsitektur RISC
·
Memiliki
kecepatan 16 MHz
·
Memiliki
memori flash 8 KB, SRAM 512 byte, dan EEPROM 512 byte
·
Memiliki
ADC internal dengan fidelitas 10 bit sebanyak 8 channel
·
Memiliki
portal komunikasi serial (USART) dengan kecepatan maksimal 2,5 Mbps
·
Memiliki
enam pilihan mode sleep untuk menghemat penggunaan daya listrik
·
Memiliki
32 saluran I/O, yaitu Port A, Port B, Port C, dan Port D
·
Memiliki
tiga buah Timer/Counter dengan kemampuan pembandingan
·
Memiliki
CPU yang terdiri atas 32 buah register
·
Memiliki
Watchdog Timer dengan osilator internal
ATMega8535 dapat bekerja dengan kecepatan tinggi walaupun
dengan penggunaan daya rendah karena instruksi dikerjakan pada satu siklus
clock.
3.2 CRYSTAL
OSCILLATOR
Osilator kristal
adalah perangkat yang menghasilkan frekuensi yang stabil dan akurat dengan
menggunakan kristal kuarsa. Osilator
kristal bekerja dengan cara:
·
Memberikan
tegangan pada kristal, sehingga kristal mengembang atau menyusut
·
Osilasi
yang dihasilkan diperkuat dan diumpankan kembali ke kristal untuk
mempertahankan osilasi
Osilator kristal
memiliki beberapa karakteristik, yaitu:
·
Frekuensi
osilator yang sangat presisi dan stabil
·
Pergeseran
frekuensi yang sangat rendah akibat perubahan suhu dan parameter lainnya
·
Kontrol
amplitudo otomatis
3.3 KAPASITOR
22uF
Kapasitor bekerja berdasarkan prinsip elektrostatika,
yaitu muatan listrik akan terakumulasi pada permukaan konduktor yang terhubung
ke sumber tegangan listrik.
Kapasitor 22uF dapat memiliki berbagai spesifikasi,
seperti:
·
Tegangan
operasional 50V
·
Desain
kompak dengan ukuran 6.3mm x 5.4mm
·
Tipe
SMD/SMT yang memudahkan pemasangan di PCB
·
Kapasitas
0.22uF/220n/224
·
Voltage
275VAC
·
Tegangan
250 Volt
3.4 LED
LED (Light Emitting Diode) adalah perangkat
semikonduktor yang dapat mengubah listrik menjadi cahaya. LED bekerja berdasarkan
prinsip dioda, yaitu memancarkan cahaya ketika dialiri arus listrik.
LED memiliki beberapa keunggulan, di
antaranya: Efisien dalam penggunaan energi, Umur pakai yang panjang, Tahan
terhadap guncangan dan getaran, Cahaya yang dihasilkan lebih terang
dibandingkan sumber cahaya konvensional.
3.5 SAKLAR
Saklar adalah perangkat elektronik yang berfungsi
untuk menghubungkan dan memutuskan aliran listrik. Saklar digunakan untuk
mengontrol aliran listrik ke berbagai perangkat elektronik, seperti lampu,
kipas, AC, dan peralatan lainnya.
Saklar bekerja dengan cara:
·
Membuka
atau memutus aliran listrik melalui operasi "on/off"
·
Mengubah
jalur aliran listrik melalui operasi "pengalihan"
3.6 RESISTOR
Resistor merupakan komponen elektronik yang memiliki dua pin dan didesain untuk mengatur tengangan listrik dan arus listrik. Resistor mempunyai nilai resistansi (tahanan) tertentu yang dapat memproduksi tegangan listrik di antara kedua pin dimana nilai tegangan terhadap resistansi tersebut berbanding lurus dengan arus yang mengalir.
3.7 BUZZER
Buzzer merupakan komponen
elektronika yang berfungsi untuk mengubah sinyal listrik menjadi
suara. Buzzer memiliki beberapa kegunaan, di antaranya:
·
Alarm
Buzzer sering digunakan sebagai
alarm sinyal, seperti alarm mesin industri dan sistem pemberitahuan
darurat.
·
Indikator
Buzzer dapat digunakan
sebagai indikator bahwa suatu proses telah selesai atau terjadi kesalahan pada
sebuah alat. Misalnya, pada multimeter, buzzer berfungsi sebagai pembawa informasi
bahwa multimeter telah mendeteksi adanya tegangan listrik, arus listrik, maupun
hambatan listrik.
BAB IV
PERANCANGAN ALAT
4.1 PERANGKAT KERAS & RANGKAIAN ELEKTRONIKA
Komponen
yang di gunakan dalam pembuatan lampu sirine
·
Mikrokontroler
ATmega8535
·
Crystal
(X1)
·
Kapasitor
22uF
·
Resistor
220 Ohm (R1, R2, R3)
·
LED
(D1, D2, D3)
·
Saklar
·
Buzzer
4.2 DIAGRAM BLOCK
4.3 DIAGRAM ALIR
4.4 GAMBAR RANGKAIAN
4.5 PROGRAM
.include "m8535def.inc" ; File header ATmega8535
.org 0x00
rjmp RESET ; Reset vector
RESET:
; Set Stack Pointer
ldi r16, HIGH(RAMEND)
out SPH, r16
ldi r16, LOW(RAMEND)
out SPL, r16
; Konfigurasi pin I/O
sbi DDRB, 0 ; PB0 sebagai output (LED1)
sbi DDRB, 1 ; PB1 sebagai output (LED2)
sbi DDRB, 2 ; PB2 sebagai output (LED3)
sbi DDRB, 3 ; PB3 sebagai output (Buzzer)
cbi DDRD, 0 ; PD0 sebagai input (Push Button)
sbi PORTD, 0 ; Enable pull-up resistor di PD0
; Matikan semua output
cbi PORTB, 0 ; LED1 mati
cbi PORTB, 1 ; LED2 mati
cbi PORTB, 2 ; LED3 mati
cbi PORTB, 3 ; Buzzer mati
MAIN_LOOP:
sbic PIND, 0 ; Cek jika tombol tidak ditekan (PD0 =
HIGH)
rjmp BUTTON_NOT_PRESSED
; Tombol ditekan - LED bergantian
menyala & buzzer menyala
sbi PORTB, 3 ; Nyalakan buzzer (PB3)
; LED1 menyala
sbi PORTB, 0 ; Nyalakan LED1 (PB0)
rcall DELAY_1S ; Delay 1 detik
cbi PORTB, 0 ; Matikan LED1
; LED2 menyala
sbi PORTB, 1 ; Nyalakan LED2 (PB1)
rcall DELAY_1S ; Delay 1 detik
cbi PORTB, 1 ; Matikan LED2
; LED3 menyala
sbi PORTB, 2 ; Nyalakan LED3 (PB2)
rcall DELAY_1S ; Delay 1 detik
cbi PORTB, 2 ; Matikan LED3
rjmp MAIN_LOOP ; Kembali ke loop utama
BUTTON_NOT_PRESSED:
; Tombol tidak ditekan - Matikan
semua LED dan buzzer
cbi PORTB, 0 ; Matikan LED1
cbi PORTB, 1 ; Matikan LED2
cbi PORTB, 2 ; Matikan LED3
cbi PORTB, 3 ; Matikan buzzer
rjmp MAIN_LOOP ; Kembali ke loop utama
; Subrutin delay 1 detik
DELAY_1S:
ldi r18, 100 ; Loop utama
DELAY_LOOP1:
ldi r19, 255 ; Loop dalam
DELAY_LOOP2:
dec r19
brne DELAY_LOOP2
dec r18
brne DELAY_LOOP1
ret
4.6 CARA KERJA ALAT
Rangkaian ini menggunakan mikrokontroler
ATmega8535 untuk mengendalikan LED dan buzzer.
Mikrokontroler mengatur LED agar berkedip sesuai pola yang diprogram, sementara
buzzer menghasilkan suara peringatan. Resistor membatasi arus ke LED, kapasitor
menjaga kestabilan tegangan, dan kristal osilator memastikan
frekuensi mikrokontroler stabil. Sistem ini bekerja sebagai lampu sirine dengan
efek visual dan audio untuk peringatan atau keadaan darurat.
4.7 HASIL
PEMBUATAN
4.8 KESIMPULAN
Rangkaian ini menggunakan mikrokontroler ATmega8535
sebagai pusat kendali untuk mengatur tiga LED sebagai indikator visual
dan buzzer sebagai indikator suara. Resistor berfungsi membatasi arus pada LED, sementara kristal
osilator dan kapasitor mendukung kestabilan kerja mikrokontroler.
Mikrokontroler mengontrol pola kedipan LED dan bunyi buzzer sesuai program yang
telah ditentukan. Secara keseluruhan, rangkaian ini berfungsi efektif sebagai
sistem lampu sirine sederhana dengan indikator suara dan cahaya yang dapat
diaplikasikan untuk peringatan atau keamanan.
4.9 LINK YOUTUBE
4.10 LINK PPT
Komentar
Posting Komentar