SISTEM KONVEYOR OTOMATIS DENGAN SENSOR INFRARED DAN KONTROL MANUAL

SISTEM KONVEYOR OTOMATIS DENGAN
SENSOR INFRARED DAN KONTROL MANUAL

Ahmad Raihan Annafi1., Iqma Aldinnika2., Jessica Ennova Ramadhani3.,
Ramadhan Cahyo Gemilang4Samuel Beta Kuntarjo5.

Email : 1Raihananafiahmad@gmail.com, 2aldinnikaiqma@gmail.com, 3jesicaennova@gmail.com, 4ramadhancahyogemilang@gmail.com5sambetak2@gmail.com.

Program Studi Teknik Elektronika Politeknik Negeri Semarang

Jl. Prof. H. Sudharto, S.H., Tembalang, Semarang, Jawa Tengah Indonesia, 50275

Telp. (024)7473417, Website: www.polines.ac.id, Email:sekretariat@polines.ac.id

 

 

Abstrak - Otomatisasi telah menjadi bagian penting dari era industri modern untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi operasional. Sistem konveyor adalah alat yang digunakan untuk mengangkut material atau produk selama proses produksi dan distribusi. Ini adalah salah satu teknologi yang sering digunakan untuk mendukung otomatisasi. Namun, banyak sistem konveyor tradisional bergantung sepenuhnya pada pengoperasian manual, yang membuatnya kurang efisien dan rentan terhadap kesalahan manusia. Dengan kemajuan teknologi, seperti sensor infrared, sistem konveyor dapat mendeteksi objek secara otomatis dan melakukan proses dengan lebih efisien. Oleh karena itu, kombinasi kontrol manual dan sistem otomatis berbasis sensor adalah cara terbaik untuk meningkatkan keandalan dan fleksibilitas sistem konveyor.

 

Kata Kunci:  konveyor, sistem otomatis, sensor infrared, mikrokontroler ATMega 328P.

 


I.          PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Sistem konveyor otomatis diciptakan untuk meningkatkan efisiensi dalam proses distribusi dan produksi. Konveyor digunakan secara luas dalam berbagai sektor, mulai dari logistik, manufaktur, hingga pertanian, untuk memindahkan barang secara cepat dan terorganisir. Sistem ini dapat meningkatkan produktivitas, mengurangi kesalahan operasional, dan mengurangi ketergantungan pada manusia dengan fitur otomatisasi. Otomatisasi biasanya memerlukan sensor dan perangkat kontrol untuk mendeteksi dan mengatur pergerakan barang di jalur konveyor.

 Penggunaan sensor infrared dalam sistem konveyor otomatis menjadi salah satu elemen penting dalam mendukung deteksi objek secara real-time. Sensor ini memiliki kemampuan untuk mendeteksi keberadaan objek dengan akurasi tinggi, bahkan dalam kondisi lingkungan dengan pencahayaan yang minim. Sensor infrared dapat membantu mengatur pergerakan konveyor secara otomatis, seperti berhenti ketika ada hambatan atau melanjutkan pergerakan ketika jalur telah kosong. Keunggulan teknologi ini juga terletak pada kesederhanaan instalasi dan biaya yang relatif terjangkau, menjadikannya solusi yang ideal untuk berbagai skala industri.

 Selain otomatisasi menggunakan sensor, sistem ini juga dilengkapi dengan kontrol manual untuk fleksibilitas operasional. Dengan kontrol manual, operator dapat mengambil alih kendali sistem saat diperlukan, seperti saat perawatan, inspeksi, atau penyesuaian alur kerja. Kombinasi antara otomatisasi dan kontrol manual memastikan bahwa efisiensi dan kontrol manusia seimbang, sehingga sistem dapat berfungsi dengan baik dalam berbagai situasi. Metode ini meningkatkan efisiensi dan kemudahan pengelolaan sistem konveyor otomatis.

1.2  Rumusan Masalah

1.     Bagaimana merancang sistem conveyor otomatis berbasis mikrokontroler ATmega328P yang dapat bekerja secara efisien dalam proses penyortiran barang?

2.     Bagaimana memanfaatkan sensor untuk mendeteksi pergerakan barang sehingga conveyor dapat beroperasi secara otomatis sesuai dengan alur kerja yang dirancang?

1.3  Tujuan

Tujuan yang ingin di capai :

1.     Merancang dan membuat sistem conveyor otomatis berbasis mikrokontroler ATmega328P yang mampu meningkatkan efisiensi proses penyortiran barang.

2.     Mengaplikasikan teknologi sensor untuk mendukung otomatisasi pergerakan conveyor dalam mengurangi intervensi manual dan meminimalkan kesalahan selama proses penyortiran.


II.          TINJAUAN PUSTAKA

2.1  Arduino Uno (Atmega328p)

Mikrokontroler ATmega328P adalah salah satu mikrokontroler 8-bit berbasis arsitektur AVR yang populer digunakan dalam berbagai aplikasi elektronik dan otomatisasi. Mikrokontroler ini memiliki keunggulan berupa konsumsi daya yang rendah, ukuran yang kecil, serta kemampuan pengolahan data yang memadai untuk proyek skala kecil hingga menengah. Dengan memori flash sebesar 32 KB, SRAM 2 KB, dan EEPROM 1 KB, ATmega328P dapat menyimpan dan menjalankan program yang cukup kompleks. Selain itu, chip ini mendukung berbagai komunikasi, seperti UART, I2C, dan SPI, yang membuatnya mudah diintegrasikan dengan berbagai perangkat lain.

          Pada sistem conveyor ini, ATmega328P digunakan sebagai pusat kendali. Mikrokontroler ini bertugas membaca data dari tiga sensor infrared, mengendalikan driver motor L298N, dan mengatur lampu indikator hijau dan merah. ATmega328P memastikan conveyor bekerja sesuai logika yang telah diprogramkan untuk menjalankan proses penyortiran barang secara otomatis.

 

 



Gambar 1. Arduino Uno ATMega328P


2.2  Motor DC

Motor 12V adalah motor DC yang menggunakan tegangan kerja 12V untuk menghasilkan putaran mekanis. Motor ini sering digunakan dalam berbagai aplikasi mekanik, seperti conveyor, kipas, dan robotika. Motor DC memiliki keunggulan berupa pengoperasian yang sederhana, ukuran yang kompak, serta kecepatan yang dapat diatur menggunakan modul driver.

Pada sistem conveyor ini, motor 12V berfungsi sebagai penggerak conveyor. Motor ini digerakkan oleh driver L298N, yang menerima perintah dari mikrokontroler berdasarkan sinyal dari sensor infrared. Motor bekerja untuk memindahkan kotak secara otomatis sepanjang jalur conveyor, memastikan proses penyortiran berjalan lancar.

 


                                                                        Gambar 2. Motor DC

2.3  Driver L298n

Driver motor L298N adalah modul pengendali motor berbasis IC L298 yang mampu mengontrol motor DC atau motor stepper. Modul ini memiliki dua kanal output yang dapat mengendalikan arah putaran dan kecepatan motor. L298N dilengkapi dengan terminal input yang mudah dihubungkan dengan mikrokontroler, sehingga sangat ideal untuk proyek yang melibatkan kontrol motor. Modul ini juga memiliki sistem proteksi termal untuk mencegah kerusakan akibat panas berlebih saat digunakan.

       Pada sistem conveyor ini, driver L298N digunakan untuk mengontrol motor 12V yang menggerakkan conveyor. Modul ini menerima sinyal dari mikrokontroler untuk mengatur arah putaran dan menyalakan atau mematikan motor sesuai dengan kondisi sensor infrared.




Gambar 3. Driver L298n

2.4  Sensor Infrared

Sensor infrared adalah perangkat elektronik yang berfungsi mendeteksi keberadaan atau jarak objek dengan menggunakan pancaran sinar inframerah. Komponen ini terdiri dari pemancar inframerah (LED IR) dan penerima inframerah (fotodioda atau fototransistor). Ketika ada objek yang menghalangi sinar inframerah yang dipancarkan, sensor akan mendeteksi perubahan intensitas cahaya yang diterima, lalu menghasilkan sinyal yang dapat digunakan sebagai input pada mikrokontroler. Sensor infrared sering digunakan dalam sistem otomasi karena harganya yang terjangkau, respons yang cepat, dan pemasangan yang mudah.

Pada sistem conveyor ini, tiga sensor infrared digunakan untuk mendeteksi posisi kotak pada conveyor:
·        Sensor 1: Mendektesi tempat barang yang siap diisi barang. Ketika sensor ini aktif, conveyor akan berhenti.
·        Sensor 2: Mendektesi keberadaan barang dalam tempatnya. Jika sensor ini aktif, conveyor akan bergerak kembali.
·        Sensor 3: Mendektesi kotak yang telah mencapai ujung conveyor. Jika sensor ini aktif, conveyor akan berhenti hingga kotak diangkat.
 


Gambar 4. Sensor Infrared

 

 

2.5  Lampu DC 12v

Lampu adalah perangkat output yang digunakan untuk memberikan indikasi visual dalam suatu sistem. Dalam proyek ini, lampu yang digunakan memiliki tegangan kerja 12V. Lampu hijau berfungsi untuk memberikan tanda bahwa conveyor sedang berjalan, sedangkan lampu merah menunjukkan bahwa conveyor dalam kondisi berhenti. Penggunaan lampu ini bertujuan untuk memberikan informasi langsung kepada pengguna mengenai status operasional conveyor tanpa perlu melihat langsung ke sistem kontrol.

            Pada sistem conveyor ini, lampu hijau akan menyala ketika conveyor berjalan normal, dan lampu merah akan menyala saat conveyor berhenti karena proses pengisian barang atau kotak mencapai ujung conveyor.

 


Gambar 5. Lampu DC 12v

 

III.           PERANCANGAN ALAT

 

 3.1  Diagram Blok



 Gambar 6. Diagram Blok

 

  3.2  Diagram Rangkaian


Gambar 7. Skematik Rangkaian

 

3.3  Diagram Alir

 


Gambar 8. Flowchart

 

3.4 
Program

 

 


IV.           PEMBAHASAN

4.1 Gambar Prototype

                                             

Gambar 9. Prototype Alat

 

4.2 Cara Kerja

Spesifikasi Sistem

1. Sistem konveyor otomatis dengan pengendalian manual melalui push button hijau dan merah.

2. Sistem dilengkapi dengan tiga sensor (Sensor 1, Sensor 2, dan Sensor 3) dan tiga lampu indikator (merah, kuning, dan biru). 

Cara Operasional

1. Awal              : Push button hijau ditekan, konveyor maju ke kanan.

2. Sensor 1      : Mendeteksi barang, lampu merah menyala. Barang dapat diisi sesuai keinginan.

3. Lanjut         : Push button hijau ditekan lagi, konveyor maju ke kanan.

4. Sensor 2      : Mendeteksi barang, lampu kuning menyala. Barang dapat disesuaikan.

5. Lanjut         : Push button hijau ditekan lagi, konveyor maju ke kanan.

6. Sensor 3      : Mendeteksi barang, lampu biru menyala. Barang dapat disesuaikan.

7. Reverse       : Push button merah ditekan, konveyor bergerak mundur ke kiri untuk mengembalikan barang yang tertinggal.

4.3 Hasil Percobaan

                              



Gambar 10. Sensor 1 Mendeteksi


                                         

Gambar 11. Sensor 2 Mendeteksi

 


Gambar 12. Sensor Mendeteksi

 

                         

V.           KESIMPULAN

Sistem konveyor otomatis berbasis sensor infrared dan kontrol manual telah berhasil dirancang dan berfungsi sesuai tujuan. Sistem ini menggunakan mikrokontroler ATmega328P, sensor infrared, driver motor L298N, dan motor DC 12V untuk menjalankan proses penyortiran barang secara otomatis dengan efisiensi tinggi. Kombinasi otomatisasi dan kontrol manual melalui push button memberikan fleksibilitas operasional, sehingga pengguna dapat dengan mudah mengendalikan sistem sesuai kebutuhan. Sensor infrared terbukti mampu mendeteksi barang secara akurat pada tiga posisi utama, yaitu saat barang siap diisi, berada dalam tempatnya, dan mencapai ujung konveyor. Sistem ini juga dilengkapi indikator visual berupa lampu untuk memberikan informasi langsung tentang status operasional, yang sangat membantu dalam memantau kinerja sistem. Secara keseluruhan, sistem ini telah menunjukkan keandalan dan efisiensi dalam mendukung proses penyortiran barang.

 

VI.           SARAN

Untuk pengembangan lebih lanjut, beberapa aspek dapat ditingkatkan. Pertama, integrasi teknologi Internet of Things (IoT) dapat diterapkan untuk memungkinkan pengendalian dan pemantauan jarak jauh menggunakan perangkat mobile atau platform berbasis cloud. Kedua, penggunaan sensor yang lebih canggih, seperti sensor ultrasonik atau kamera berbasis AI, dapat meningkatkan akurasi dan memperluas kemampuan sistem, termasuk mendeteksi bentuk, ukuran, dan warna barang. Ketiga, implementasi sistem manajemen daya yang lebih efisien sangat disarankan untuk mengurangi konsumsi energi, terutama jika sistem digunakan dalam skala besar. Keempat, sistem dapat diperluas dengan menambahkan lebih banyak sensor dan aktuator untuk mendukung jalur konveyor yang lebih panjang atau dengan titik penyortiran yang lebih kompleks. Selain itu, uji coba lebih lanjut perlu dilakukan di berbagai kondisi lingkungan seperti pencahayaan minim, suhu tinggi, atau lingkungan berdebu untuk memastikan ketahanan dan keandalan sistem. Terakhir, pengembangan antarmuka pengguna berupa layar LCD atau Human-Machine Interface (HMI) dapat dilakukan untuk memberikan informasi lebih rinci dan memudahkan operator dalam mengelola sistem. Dengan pengembangan ini, sistem konveyor otomatis akan menjadi lebih optimal, fleksibel, dan siap untuk diterapkan di berbagai industri.

 

VII.          DAFTAR PUSTAKA

Atmel Corporation. (2016). ATmega328P Datasheet. Retrieved from https://www.microchip.com

  Arduino. (2021). Arduino Uno Rev3. Retrieved from https://www.arduino.cc

Rianto, A. (2018). Pemrograman Mikrokontroler AVR dengan Arduino. Yogyakarta: Andi Offset.

Syahputra, A., & Hamdani, H. (2019). Penerapan Sensor Infrared pada Sistem Otomasi Conveyor. Jurnal Teknik Elektronika dan Komputer, 12(3), 45-53.

 Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Kumar, R., & Singh, M. (2020). DC Motor Control Using L298N Driver Module and Arduino. International Journal of Electronics Engineering, 18(2), 132-139. Politeknik Negeri Semarang. (2023). Website Resmi Polines. Retrieved from https://www.polines.ac.id

Smith, J. (2021). Applications of Infrared Sensors in Automation Systems. IEEE Transactions on Industrial Electronics, 67(10), 980-990.

Jafar, A. M., & Rahman, T. (2020). Optimization of Conveyor Systems Using Arduino. Journal of Industrial Automation, 15(4), 23-30.

Prihatmoko, T. (2019). Pengendalian Otomatis dengan Mikrokontroler. Surabaya: Penerbit ITS Press.

 

 

 

 

 

BIODATA

 


Jesica Ennova. Penulis dilahirkan di Semarang, 10 November 2004. Penulis telah menempuh pendidikan formal di SMK Negeri 01 Semarang. Penulis mengikuti seleksi mahasiswa baru Diploma 3 (D3) di kampus Politeknik Negeri Semarang dengan Program Studi D3 Teknik Elektronika, Jurusan Teknik Elektro. Penulis terdaftar dengan NIM 3.32.23.2.11.

 Apabila ada kritik, saran dan pertanyaan mengenai penelitian ini, bisa menghubungi melalui       

 E-mail: jesicaennova@gmail.com

 


Ahmad Raihan Anafi. Penulis dilahirkan di Semarang, 11 Desember 2003. Penulis telah menempuh pendidikan formal di SMAI Al – Azhar 16 Semarang. Penulis mengikuti seleksi mahasiswa baru Diploma 3 (D3) di kampus Politeknik Negeri Semarang dengan Program Studi D3 Teknik Elektronika, Jurusan Teknik Elektro. Penulis terdaftar dengan NIM 3.32.23.2.02.

 Apabila ada kritik, saran dan pertanyaan mengenai penelitian ini, bisa menghubungi melalui       

 E-mail: raihananafiahmad@gmail.com

 


Iqma Aldinnika Rahmadhanti. Penulis dilahirkan di Semarang, 6 Januari 2005. Penulis telah menempuh pendidikan formal di SMK Palapa Semarang. Penulis mengikuti seleksi mahasiswa baru Diploma 3 (D3) di kampus Politeknik Negeri Semarang dengan Program Studi D3 Teknik Elektronika, Jurusan Teknik Elektro. Penulis terdaftar dengan NIM 3.32.23.2.10.

 Apabila ada kritik, saran dan pertanyaan mengenai penelitian ini, bisa menghubungi melalui       

 E-mail: iqmarahmadhanti15@gmail.com

 


Ramadhan Cahyo Gemilang. Penulis dilahirkan di Sorong, 27 Oktober 2004. Penulis telah menempuh pendidikan formal di SMA 02 Rembang. Penulis mengikuti seleksi mahasiswa baru Diploma 3 (D3) di kampus Politeknik Negeri Semarang dengan Program Studi D3 Teknik Elektronika, Jurusan Teknik Elektro. Penulis terdaftar dengan NIM 3.32.23.2.19.

 Apabila ada kritik, saran dan pertanyaan mengenai penelitian ini, bisa menghubungi melalui       

 E-mail: gr972585@gmail.com

 

Lampiran Link Youtube : https://youtu.be/G4pmlAZnaWI

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ATAP OTOMATIS DENGAN SENSOR HUJAN BERBASIS ATMEGA 8535

SISTEM LAMPU PENERANGAN JALAN OTOMATIS DENGAN SENSOR LDR BERBASIS ATMega8535

ALARM PENDETEKSI BANJIR MEGGUNAKAN SENSOR HUJAN BERBASIS ATMEGA8535