MIKROKONTROLER ATMEGA 328P SEBAGAI KONTROL LAMPU JALAN MENGGUNAKAN MODUL SENSOR LDR
MIKROKONTROLER ATMEGA 328P SEBAGAI KONTROL LAMPU JALAN MENGGUNAKAN MODUL SENSOR LDR
KELAS RE–2D KELOMPOK D1
Agil Rifky Ramandhani1, Khoirudin2, Muhammad Alfi Kirom3, Theofilus Ogawa Gultom4, Yonanda Andriawan5
Program Studi Teknologi Rekayasa Elektronika Jurusan Teknik
Elektro Politeknik Negeri Semarang 2024/2025
Jl. Prof. Soedarto, Tembalang, Kec, Tembalang, Kota
Semarang, Jawa Tengah, 50275
ABSTRAK - Sistem lampu jalan otomatis merupakan salah satu inovasi untuk meningkatkan efisiensi energi pada sektor pencahayaan publik. Prototype ini bertujuan untuk merancang dan mengimplementasikan sistem kontrol lampu jalan berbasis mikrokontroler ATmega 328P dengan memanfaatkan modul sensor LDR (Light Dependent Resistor). Sistem ini bekerja dengan mendeteksi intensitas cahaya lingkungan, di mana lampu secara otomatis menyala saat kondisi gelap dan mati saat kondisi terang. Mikrokontroler ATmega 328P digunakan sebagai pusat kendali untuk mengolah data dari sensor LDR dan mengatur keluaran ke lampu.
I.
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Lampu jalan merupakan
komponen vital dalam infrastruktur kota yang berfungsi untuk memberikan
pencahayaan, meningkatkan keamanan, dan mendukung aktivitas di malam hari.
Namun, penggunaan lampu jalan yang tidak efisien dapat menyebabkan pemborosan
energi listrik. Dengan perkembangan teknologi, sistem otomatisasi berbasis
mikrokontroler dapat digunakan untuk meningkatkan efisiensi energi. Sensor LDR
(Light Dependent Resistor) merupakan perangkat sederhana dan ekonomis yang dapat
mendeteksi perubahan intensitas cahaya. Dengan memanfaatkan LDR, lampu jalan
dapat dinyalakan secara otomatis saat malam hari dan dimatikan di siang hari,
sehingga mengurangi konsumsi listrik secara signifikan.
B.
RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana
cara merancang sistem otomatisasi lampu jalan yang efisien menggunakan sensor
LDR dan mikrokontroler ATmega 328P?
2. Bagaimana
memanfaatkan bahasa assembly untuk mengontrol sistem lampu jalan secara
optimal?
3. Bagaimana
sistem ini dapat mendeteksi perubahan intensitas cahaya secara akurat untuk
mengatur pengoperasian lampu jalan?
4. Bagaimana
prototipe ini dapat berkontribusi dalam mengurangi pemborosan energi listrik
pada sistem pencahayaan jalan?
5. Bagaimana
memastikan bahwa sistem ini sederhana, terjangkau, dan mudah diterapkan dalam
skala yang lebih luas?
C.
TUJUAN
1. Mengembangkan
prototipe lampu jalan otomatis berbasis sensor LDR dan Arduino.
2. Mengaplikasikan
bahasa assembly untuk mengontrol sistem lampu secara optimal.
3. Meningkatkan
efisiensi energi dengan cara memanfaatkan pencahayaan sesuai kebutuhan.
4. Meningkatkan
pemahaman tentang integrasi sensor LDR dan mikrokontroler dalam sistem
otomasi.
5. Memberikan
solusi teknologi sederhana dan terjangkau untuk pengelolaan lampu jalan.
II.
METODOLOGI
Pembuatan prototype ini
dilakukan melalui beberapa tahapan sebagai berikut:
1. Studi
Literatur
o Melakukan
pemahaman tentang mikrokontroler ATmega 328P, dan sensor LDR..
o Mempelajari
dasar-dasar pemrograman bahasa assembly yang digunakan untuk mengontrol sistem.
2. Perancangan
Sistem
o Desain
Hardware: Merancang rangkaian elektronik yang terdiri dari
modul sensor LDR, mikrokontroler ATmega 328P, rangkaian driver untuk lampu, dan
catu daya.
o Desain
Software: Menulis program berbasis bahasa assembly untuk
membaca nilai dari sensor LDR dan mengontrol nyala atau matinya lampu
berdasarkan logic yang diberikan oleh output digital sensor LDR.
3. Pengujian
o Melakukan
pengujian fungsionalitas untuk memastikan sistem bekerja sesuai fungsi yang
diinginkan.
o Melakukan
uji coba prototipe dalam kondisi lingkungan yang menyerupai kondisi nyata,
seperti pencahayaan di siang dan malam hari yang dicoba dengan menutup sensor
dengan tangan dan menyinarinya dengan lampu eksternal.
4. Penyusunan
Laporan
o Menyusun
laporan akhir yang mencakup hasil perancangan, implementasi, dan pengujian
sistem sebagai prototipe lampu jalan otomatis berbasis sensor LDR.
Metodologi ini diharapkan
dapat memberikan langkah sistematis dalam pengembangan prototipe dan menjamin
hasil penelitian yang valid dan aplikatif.
III.
TINJAUAN PUSTAKA
A.
ALAT DAN BAHAN
1. Modul
ATmega328P (Arduino UNO)
Arduino Uno merupakan platform mikrokontroler yang banyak digunakan untuk pengembangan sistem embedded. Papan ini menggunakan mikrokontroler ATmega328P sebagai komponen utama untuk pemrosesan data. ATmega328P adalah mikrokontroler 8-bit berbasis arsitektur AVR RISC yang memiliki keunggulan berupa efisiensi daya dan kemampuan pemrosesan cepat.
Gambar 1 ATmega328P
Mikrokontroler ATmega328P
dilengkapi dengan 32 KB memori flash, 2 KB SRAM, dan 1 KB EEPROM, yang
membuatnya ideal untuk aplikasi yang membutuhkan pengolahan data sederhana
hingga sedang. Selain itu, ATmega328P memiliki 14 pin digital I/O, 6 di
antaranya mendukung PWM, serta 6 pin analog input yang kompatibel dengan
berbagai sensor dan aktuator.
2. Relay
Gambar 2 Relay
Relay adalah perangkat
elektromekanis yang digunakan untuk mengendalikan rangkaian listrik menggunakan
sinyal listrik kecil sebagai pemicu. Komponen ini terdiri dari kumparan
elektromagnetik (coil), kontak mekanis (contact), dan terminal koneksi. Ketika arus
listrik mengalir melalui kumparan, medan magnet yang dihasilkan akan menarik
kontak mekanis, sehingga rangkaian terbuka atau tertutup sesuai konfigurasi.
3. Modul Sensor LDR
Gambar 3 Modul Sensor LDR
Modul sensor LDR (Light
Dependent Resistor) adalah perangkat elektronik yang digunakan untuk mendeteksi
intensitas cahaya. Komponen utama modul ini adalah LDR, sebuah resistor yang
nilai resistansinya berubah berdasarkan intensitas cahaya yang diterimanya.
Ketika cahaya mengenai permukaan LDR, resistansinya akan menurun, sedangkan
dalam kondisi gelap, resistansi meningkat secara signifikan.
4. Adaptor 12V DC
Gambar 4 Adaptor DC 12V
Power supply adalah
perangkat yang berfungsi untuk menyediakan energi listrik dengan tegangan dan
arus yang sesuai untuk mengoperasikan perangkat elektronik. Dalam sistem
berbasis mikrokontroler atau sensor, power supply bertindak sebagai sumber daya
utama untuk memastikan kinerja komponen berjalan stabil dan efisien.
5. Step
Down
Gambar 5 StepDown
Step-down adalah
rangkaian elektronik yang digunakan untuk menurunkan tegangan input tinggi
menjadi tegangan output yang lebih rendah sesuai kebutuhan perangkat. Komponen
ini bekerja dengan prinsip switching, di mana transistor digunakan untuk
menghidupkan dan mematikan arus listrik dengan cepat. Energi yang dihasilkan
disimpan dalam induktor dan dilepaskan secara bertahap untuk menghasilkan
tegangan keluaran yang stabil.
6. Lampu
12V DC
Gambar 6 Lampu DC 12V
Lampu DC 12V yang
berfungsi sebagai pencahayaan yang dirancang untuk bekerja pada tegangan searah
(DC) dengan nilai nominal 12 volt.
B. DIAGRAM BLOK
Gambar 7 Diagram Blok
C. FLOWCHART
Gambar 8 Flowchart
D.
SCHEMATIC RANGKAIAN
Gambar 9 Wiring
E.
KODE PROGRAM
Gambar 10 Kode Program
IV.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
CARA KERJA RANGKAIAN
Sistem
penerangan jalan otomatis dengan menggunakan LDR bekerja berdasarkan kemampuan
LDR untuk merespons cahaya. LDR (Light Dependent Resistor) adalah sensor cahaya
yang resistansinya berubah tergantung pada jumlah cahaya yang diterimanya.
Ketika ada banyak cahaya, resistansi LDR menjadi kecil. Sebaliknya, ketika
gelap, resistansinya menjadi sangat besar. Perubahan resistansi ini
dimanfaatkan untuk mengontrol lampu jalan agar menyala secara otomatis di malam
hari dan mati saat siang hari tanpa perlu bantuan manusia. Cara kerjanya
sederhana tetapi cerdas.LDR biasanya dirangkai dalam divisi tegangan bersama
resistor tetap. Ketika LDR menerima cahaya (misalnya saat siang hari),
resistansinya menurun drastis, sehingga tegangan keluaran pada titik tengah
divisi tegangan juga rendah. Tegangan ini digunakan sebagai sinyal untuk
mengontrol perangkat elektronik lain, seperti transistor atau modul relay.
Ketika
siang hari dan cahaya matahari terang, resistansi LDR turun, sehingga tegangan
di titik kontrol (biasanya dihubungkan ke basis transistor) menjadi rendah.
Tegangan ini tidak cukup untuk menghidupkan transistor, sehingga transistor
tetap mati, dan arus tidak mengalir ke lampu. Akibatnya, lampu juga mati.Namun,
ketika malam tiba, kondisi berubah. Cahaya yang diterima LDR berkurang,
sehingga resistansinya naik menjadi sangat tinggi. Akibatnya, tegangan di titik
kontrol meningkat. Tegangan ini cukup besar untuk menghidupkan transistor.
Ketika transistor hidup, ia bertindak seperti sakelar yang menutup sirkuit,
memungkinkan arus mengalir ke lampu. Lampu pun menyala secara otomatis.
Untuk
beban lampu dengan daya besar, rangkaian sering menggunakan relay. Relay adalah
komponen yang bekerja seperti sakelar mekanis, tetapi dikontrol secara
elektronik. Ketika transistor hidup, arus kecil mengalir melalui kumparan
relay, mengaktifkan kontak relay yang memungkinkan arus besar mengalir dari
sumber utama ke lampu. Dengan cara ini, lampu yang membutuhkan daya tinggi bisa
dinyalakan tanpa membebani transistor.Salah satu komponen penting dalam
rangkaian ini adalah resistor tetap atau potensiometer yang dipasang bersama
LDR. Potensiometer memungkinkan kita mengatur sensitivitas sistem. Misalnya,
kita bisa menyesuaikan pada tingkat cahaya seperti apa lampu akan menyala. Ini
berguna untuk memastikan lampu hanya menyala ketika benar-benar gelap, sehingga
tidak boros energi.Selain itu, untuk menjaga agar sistem tetap stabil, sering
kali ditambahkan kapasitor. Kapasitor ini berfungsi untuk mengurangi gangguan
atau noise yang bisa muncul karena perubahan cahaya mendadak, seperti bayangan
yang lewat. Dengan adanya kapasitor, sistem tidak mudah bereaksi berlebihan,
sehingga lampu tidak berkedip-kedip secara tidak wajar.
Keseluruhan
sistem ini sangat efisien karena lampu hanya menyala saat diperlukan, yaitu
pada malam hari atau saat kondisi gelap. Selain itu, sistem ini juga hemat
biaya karena komponennya sederhana dan mudah ditemukan. Dengan desain yang
tepat, sistem ini bisa bekerja secara andal dalam berbagai kondisi, termasuk
perubahan cuaca dan lingkungan.
Sistem
penerangan jalan otomatis berbasis LDR adalah solusi yang sangat berguna untuk
mengurangi konsumsi energi, meningkatkan efisiensi, dan mempermudah pengelolaan
penerangan jalan. Semua ini terjadi berkat prinsip dasar yang memanfaatkan
perubahan resistansi LDR terhadap cahaya, lalu mengubahnya menjadi mekanisme
yang menghidupkan dan mematikan lampu secara otomatis sesuai kebutuhan.
B. FOTO PROTOTYPE
V.
SIMPULAN
Kesimpulannya,
rangkaian penerangan jalan otomatis berbasis LDR adalah sistem sederhana namun
efektif yang memanfaatkan sifat LDR untuk mendeteksi perubahan intensitas
cahaya. Ketika siang hari, resistansi LDR rendah sehingga lampu tetap mati.
Sebaliknya, saat malam hari atau dalam kondisi gelap, resistansi LDR meningkat,
mengaktifkan rangkaian untuk menyalakan lampu secara otomatis. Sistem ini hemat
energi karena hanya menyalakan lampu ketika diperlukan dan tidak memerlukan
pengendalian manual. Keseluruhan sistem ini sangat efisien karena lampu hanya
menyala saat diperlukan, yaitu pada malam hari atau saat kondisi gelap.
Selain
itu, sistem ini juga hemat biaya karena komponennya sederhana dan mudah
ditemukan. Dengan desain yang tepat, sistem ini bisa bekerja secara andal dalam
berbagai kondisi, termasuk perubahan cuaca dan lingkungan. Sistem penerangan
jalan otomatis berbasis LDR adalah solusi yang sangat berguna untuk mengurangi
konsumsi energi, meningkatkan efisiensi, dan mempermudah pengelolaan penerangan
jalan. Semua ini terjadi berkat prinsip dasar yang memanfaatkan perubahan
resistansi LDR terhadap cahaya, lalu mengubahnya menjadi mekanisme yang
menghidupkan dan mematikan lampu secara otomatis sesuai kebutuhan.
VI. REFERENSI
Hamidan, Abdul. 2017. Prinsip dan
Pengaplika-sian Sensor LDR.Yogyakarta : Institut Sains dan Teknologi
AKPRIND
Desmira, Saeful. 2022. Aplikasi Sensor LDR (Light Dependent Resistor Untuk Efisiensi Energi Pada Lampu Penerangan Jalan Umum. Serang: Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
VII.
LAMPIRAN
A. LINK YOUTUBE
B. LINK PPT
Komentar
Posting Komentar