RANCANG BANGUN TEMPAT SAMPAH OTOMATIS BERBASIS INFRARED
RANCANG BANGUN TEMPAT SAMPAH OTOMATIS BERBASIS INFRARED
Jurusan Teknik
Elektro, Prodi Teknologi Rekayasa Elektronika, Politeknik Negeri Semarang 2024
Jl. Prof. Soedarto, Tembalang, Kec. Tembalang, Kota Semarang, Jawa Tengah,
50275
Anggota Kelompok :
1. Devid Rahmat C. 2. Ferdyan Danuarta. 3.Rain Shidqi M. 4. Raka Aditya P
Abstrak
Rancang bangun sistem pintu
otomatis berbasis sensor infrared ini dirancang untuk meningkatkan kenyamanan
dan efisiensi dalam pengoperasian pintu otomatis tanpa kontak langsung. Alat
ini menggunakan mikrokontroler Arduino Nano yang diatur untuk mengendalikan
sistem pintu secara otomatis berdasarkan deteksi gerakan atau kehadiran objek. Sistem ini terbagi menjadi dua bagian utama: hardware dan
software. Hardware mencakup sensor infrared yang digunakan untuk mendeteksi
keberadaan objek atau gerakan, mikrokontroler Arduino Nano sebagai pengendali
utama, dan motor DC dengan gearbox yang digunakan untuk membuka dan menutup
pintu secara otomatis. Software alat ini dikembangkan menggunakan bahasa
pemrograman Assembly, yang dioptimalkan untuk pengendalian mikrokontroler.
Hasil pengujian menunjukkan bahwa sensor infrared dapat mendeteksi objek dengan
akurasi tinggi dalam jarak tertentu. Ketika objek terdeteksi dalam jarak yang
telah ditentukan, mikrokontroler mengaktifkan motor DC dengan gearbox untuk
membuka dan menutup pintu secara otomatis. Sistem ini terbukti efektif dalam
memberikan kenyamanan dan efisiensi operasional dengan mempermudah
pengoperasian pintu otomatis tanpa perlu menyentuhnya.
I. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Latar Belakang
Kebersihan dan kenyamanan
lingkungan adalah faktor yang sangat penting dalam meningkatkan kualitas hidup
manusia, terutama di area publik dengan tingkat lalu lintas tinggi. Salah satu
fasilitas yang sering digunakan adalah pintu, yang berfungsi untuk memberikan
akses ke ruang tertentu. Namun, pintu yang harus dibuka secara manual sering
kali dianggap tidak praktis dan kurang higienis. Hal ini terutama terlihat di
tempat-tempat umum, di mana banyak orang yang menyentuh gagang pintu yang sama,
sehingga meningkatkan risiko penyebaran kuman dan virus. Selain itu,
ketidaknyamanan dalam membuka pintu dengan tangan dapat menyebabkan pintu tidak
segera tertutup, yang dapat memengaruhi efisiensi operasional dan kebersihan
lingkungan.
Untuk mengatasi masalah ini,
diperlukan sebuah inovasi yang dapat mempermudah pengoperasian pintu dan
mengurangi kontak fisik, yaitu dengan menggunakan sistem pintu otomatis. Sistem
pintu otomatis memungkinkan pintu untuk terbuka dan tertutup tanpa perlu
disentuh, sehingga lebih higienis dan praktis. Teknologi sensor infrared sangat
tepat digunakan untuk mendeteksi gerakan atau kehadiran objek yang mendekat,
yang kemudian mengaktifkan mekanisme pembuka pintu secara otomatis.
Dalam sistem ini, mikrokontroler ATmega328P berfungsi
sebagai pengendali utama untuk memproses sinyal yang diterima dari sensor
infrared. Mikrokontroler
kemudian mengaktifkan mekanisme penggerak pintu yang digerakkan oleh motor DC
dengan gearbox. Penggunaan motor DC dengan gearbox memungkinkan sistem pintu
otomatis ini bergerak lebih efisien, karena motor dengan gearbox dapat
menghasilkan torsi yang lebih besar untuk membuka dan menutup pintu dengan
presisi dan kontrol kecepatan yang lebih baik dibandingkan dengan sistem servo.
Dengan penerapan sistem pintu
otomatis berbasis sensor infrared dan motor DC ini, diharapkan dapat
meningkatkan kenyamanan, efisiensi, serta kebersihan, terutama di area dengan
frekuensi lalu lintas tinggi. Selain
itu, sistem ini dapat mengurangi penyebaran kuman dan virus karena mengurangi
kontak fisik antara pengguna dan pintu.
B. RUMUSAN
MASALAH
Dalam pengembangan alat tempat sampah otomatis berbasis sensor infrared dan
mikrokontroler ATmega328P, beberapa rumusan masalah yang perlu diidentifikasi
adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana cara merancang sistem tempat
sampah otomatis yang efektif menggunakan sensor infrared dan mikrokontroler
ATmega328P?
Penelitian ini bertujuan untuk memahami langkah-langkah teknis dalam merancang
dan merakit alat sehingga dapat berfungsi dengan baik dalam mendeteksi objek
atau pergerakan yang mendekat dan membuka tutup tempat sampah secara otomatis.
2.
Bagaimana cara mengolah
data yang diperoleh dari sensor infrared untuk mengendalikan motor gearbox dalam
membuka dan menutup tutup tempat sampah?
Pengolahan data dari sensor infrared menjadi sinyal untuk menggerakkan motor gearbox
adalah aspek kunci dalam proyek ini. Hal
ini meliputi pemrograman mikrokontroler ATmega328P serta pemrograman yang
efisien untuk mengendalikan mekanisme buka tutup secara otomatis.
3.
Apa keuntungan
penggunaan sensor infrared dan mikrokontroler ATmega328P dalam menciptakan
sistem tempat sampah otomatis yang lebih praktis dan higienis?
Penelitian ini juga akan membahas kelebihan penggunaan sensor infrared dalam
meningkatkan kenyamanan pengguna dan efisiensi dalam proses pembuangan sampah,
serta bagaimana mikrokontroler ATmega328P dapat mempermudah kontrol sistem
secara keseluruhan.
C. BATASAN
MASALAH
Dalam pengembangan sistem pintu otomatis berbasis
sensor infrared dan mikrokontroler Arduino Nano, terdapat beberapa batasan
masalah yang harus ditentukan untuk menjaga fokus dan efektivitas proyek.
Batasan-batasan tersebut meliputi:
- Jenis Sensor yang Digunakan: Alat ini hanya akan menggunakan sensor
infrared untuk mendeteksi objek atau pergerakan yang mendekat, dan tidak
akan mencakup penggunaan sensor lain seperti sensor ultrasonik atau PIR
untuk mendeteksi manusia.
- Jenis Mikrokontroler yang Digunakan: Penggunaan mikrokontroler yang dibatasi pada Arduino
Nano sebagai pengendali utama.
- Jenis Motor yang Digunakan: Sistem ini menggunakan motor DC dengan gearbox sebagai
penggerak pintu, menggantikan penggunaan motor servo untuk menggerakkan
pintu secara otomatis. Penggunaan motor DC dengan gearbox akan difokuskan
pada pengoperasian pintu secara lebih efisien dan dengan mekanisme
penggerak yang lebih kuat.
- Lingkungan Pengujian: Pengujian alat akan dilakukan di lingkungan yang memiliki kondisi
standar, seperti ruang tertutup dengan jarak deteksi yang terbatas pada 25
cm. Faktor eksternal seperti cahaya matahari langsung atau gangguan
elektromagnetik dari peralatan lain tidak akan diperhitungkan dalam
pengujian ini.
- Output Data: Data yang dihasilkan dari alat ini hanya akan mengendalikan motor DC
dengan gearbox untuk membuka dan menutup pintu secara otomatis berdasarkan
input dari sensor infrared. Tidak akan dilakukan analisis lanjutan atau
pengolahan data lebih lanjut terkait dengan efisiensi atau kinerja sistem
lainnya.
- Waktu Pengoperasian: Alat ini akan diuji dengan waktu pengoperasian yang relatif singkat
untuk memastikan fungsionalitas dasar sistem dalam pengendalian otomatis,
tanpa memperhitungkan penggunaan alat dalam jangka panjang atau pengaruh
terhadap daya tahan komponen.
Dengan batasan-batasan ini, diharapkan proyek dapat
berjalan dengan lebih terarah dan menghasilkan sistem pintu otomatis yang
efektif dan praktis.
D. TUJUAN
Tujuan dari proyek pembuatan alat tempat sampah otomatis
berbasis sensor infrared dan mikrokontroler ATmega328P adalah sebagai berikut:
1. Mengembangkan sistem pintu otomatis yang dapat membuka dan menutup pintu
secara otomatis menggunakan sensor infrared, sehingga memberikan kemudahan bagi
pengguna dalam membuka pintu tanpa perlu menyentuhnya, menjadikannya lebih
praktis dan higienis.
2. Memberikan solusi inovatif untuk meningkatkan kenyamanan dan
efisiensi, serta memperkenalkan teknologi modern dalam meningkatkan
aksesibilitas dan mempermudah interaksi pengguna dengan pintu, terutama di
lingkungan dengan frekuensi lalu lintas yang tinggi.
3. Mengimplementasikan sistem yang dapat
mendeteksi kedekatan objek atau pergerakan manusia menggunakan sensor infrared, dan
menggerakkan motor DC dengan gearbox untuk membuka pintu secara otomatis
berdasarkan deteksi tersebut, sehingga dapat beroperasi secara efisien dan
menjaga kenyamanan lingkungan.
Dengan tujuan-tujuan ini, proyek diharapkan dapat memberikan solusi praktis
dalam menciptakan sistem pintu otomatis yang efisien, higienis, dan
meningkatkan kenyamanan pengguna di berbagai aplikasi pintu otomatis.
II. METODOLOGI
Metodologi
Metodologi yang digunakan dalam pembuatan sistem pintu otomatis berbasis
sensor infrared dan mikrokontroler Arduino Nano dengan motor DC dan gearbox ini
mengikuti beberapa tahapan yang sistematis, sebagai berikut:
1.
Tahap
Perancangan Sistem
Pada tahap pertama, dilakukan perancangan
sistem yang meliputi pemilihan sensor infrared untuk mendeteksi objek atau
pergerakan yang mendekat ke pintu. Mikrokontroler Arduino Nano dipilih
sebagai pengendali utama dalam sistem ini. Pemrograman mikrokontroler dilakukan
menggunakan bahasa Assembly untuk memaksimalkan pengendalian perangkat keras
secara langsung pada tingkat rendah. Proses ini juga mencakup perancangan
mekanisme pintu yang akan digerakkan secara otomatis setelah deteksi sensor
infrared, dengan menggunakan motor DC yang dilengkapi dengan gearbox untuk
penggerakan pintu.
2.
Tahap Perancangan
Komponen
Pada tahap kedua,
dilakukan studi literatur dan pengumpulan referensi untuk menentukan komponen
yang akan digunakan, seperti sensor infrared, motor DC dengan gearbox, dan
mikrokontroler Arduino Nano. Pemilihan sensor infrared didasarkan pada
kemampuannya mendeteksi objek dalam jarak yang telah ditentukan (sekitar 25
cm). Selain itu, motor DC dengan gearbox dipilih untuk memberikan torsi yang
cukup untuk menggerakkan pintu. Pada tahap ini juga dilakukan perencanaan
rangkaian elektronik yang melibatkan pengkabelan antara sensor infrared, motor
DC dengan gearbox, dan mikrokontroler Arduino Nano.
3.
Tahap
Perancangan Prototype
Setelah
komponen-komponen dipilih, langkah berikutnya adalah merancang prototype sistem
pintu otomatis. Prototype ini meliputi rangkaian sensor infrared,
mikrokontroler Arduino Nano, dan motor DC dengan gearbox yang akan menggerakkan
pintu. Pemrograman mikrokontroler dilakukan dengan menggunakan bahasa Assembly,
yang memungkinkan pengendalian yang lebih efisien dan langsung terhadap
perangkat keras. Program yang ditulis akan mengendalikan mikrokontroler untuk
membaca sinyal dari sensor infrared dan menggerakkan motor DC dengan gearbox
berdasarkan pergerakan objek yang terdeteksi di sekitar pintu.
4.
Kalibrasi
Sensor dan Pengujian Sistem
Setelah
perangkat keras dan perangkat lunak selesai dirancang, dilakukan kalibrasi pada
sensor infrared untuk memastikan akurasi deteksi objek. Kalibrasi bertujuan
agar sensor dapat mendeteksi pergerakan objek dalam jarak yang telah ditentukan
dengan ketelitian yang tinggi. Setelah kalibrasi selesai, dilakukan pengujian
sistem untuk memastikan bahwa mikrokontroler dapat mengontrol motor DC dengan
gearbox untuk membuka dan menutup pintu sesuai dengan input dari sensor
infrared.
5.
Integrasi
Sistem dan Pengujian
Setelah
kalibrasi dan pengujian sensor, langkah berikutnya adalah mengintegrasikan
semua komponen elektronik menjadi satu kesatuan sistem. Mikrokontroler Arduino Nano diprogram untuk
mengelola input dari sensor infrared dan menggerakkan motor DC dengan gearbox
secara otomatis. Pada tahap ini, dilakukan pengujian komprehensif untuk
memastikan bahwa seluruh sistem bekerja dengan baik, mulai dari deteksi objek
oleh sensor hingga penggerakan motor DC dengan gearbox yang membuka dan menutup
pintu sesuai perintah.
6.
Finalisasi
dan Pengemasan
Setelah pengujian dan
sistem terbukti berjalan dengan baik, tahap terakhir adalah merancang dan
mengemas sistem pintu otomatis dalam bentuk yang lebih rapi dan fungsional.
Desain fisik pintu disesuaikan dengan komponen yang ada untuk memastikan sistem
memiliki tampilan yang menarik serta dapat digunakan dengan nyaman oleh
pengguna. Pada tahap ini juga dilakukan pengecekan final untuk memastikan bahwa
alat siap digunakan dalam kondisi yang optimal dan dapat dioperasikan dengan
efisien.Dengan metodologi yang sistematis ini, diharapkan sistem pintu otomatis
berbasis sensor infrared dan mikrokontroler Arduino Nano dengan motor DC dan
gearbox dapat memberikan solusi yang efisien, praktis, dan meningkatkan
kenyamanan pengguna dalam berbagai aplikasi pintu otomatis.
III. KAJIAN PUSTAKA
Pembahasan dalam bagian ini meliputi perancangan dan komponen apa saja yang digunakan dalam projek ini.
1.
IC ATmega328p
2.
Se2. sensor Infrared
Perangkat elektronik yang
mendeteksi radiasi inframerah yang dipancarkan oleh objek atau gerakan di
sekitar area deteksi. Sensor infrared digunakan untuk mendeteksi keberadaan
atau gerakan pengguna yang mendekati tempat sampah. Ketika sensor mendeteksi
gerakan, ia mengirimkan sinyal berupa tegangan listrik ke mikrokontroler untuk diproses
lebih lanjut.
3. Arduino Nano
Arduino Nano adalah sebuah papan mikrokontroller
yang dirancang oleh tim Arduino. Ini merupakan alternatif yang populer bagi
Arduino Uno karena ukurannya yang lebih kecil dan fitur-fiturnya yang unggul.
Arduino Nano dilengkapi dengan kemampuan komunikasi
serial menggunakan FTDI FT232RL, yang memungkinkannya untuk berkomunikasi
melalui USB. Protokol komunikasi yang didukung termasuk UART TTL, SPI, dan
IIC/TWI. Arduino Nano sangat cocok
digunakan dalam proyek-proyek elektronika, sistem embedded, robotika,
otomatisasi rumah, sensor interface, dan aplikasi industri lainnya. Ukurannya
yang compact dan fleksibilitasnya membuatnya populer di kalangan para desainer
elektronik dan mahasiswa teknik. Arduino Nano menggunakan mikrokontroller ATmega328P dari famili AVR
8-bit. 5V, dengan input voltase
yang dapat berkisar antara 7V hingga 12V. Total pin I/O sebanyak 22, dengan 14 digital pins
dan 6 analog pins. Flash
memory sebesar 32 KB dengan bootloader yang menggunakan 2 KB dari kapasitas
tersebut, SRAM sebanyak 2 KB, dan EEPROM sebanyak 1 KB.
Komponen mekanis berupa
saklar yang dirancang untuk mendeteksi batasan posisi dari suatu perangkat
mekanis. Limit switch berfungsi sebagai pengaman untuk memastikan bahwa tutup
tempat sampah tidak bergerak melebihi batas yang telah ditentukan. Saklar ini
mengirimkan sinyal ke mikrokontroler untuk menghentikan atau mengubah arah pergerakan
servo motor jika diperlukan.
5. Gearbox
6. LED 12V
7. Kabel jumper
Kabel
pelangi adalah jenis kabel yang memiliki warna-warni dan sering digunakan dalam
berbagai aplikasi elektronic, seperti proyek Arduino, perangkat keras, dan
instalasi listrik. Kabel pelangi sering digunakan
dalam proyek-proyek Arduino karena membantu identifikasi jalur kabel dengan
mudah. Contohnya, kabel jumper pelangi dapat digunakan untuk menghubungkan
komponen-komponen pada breadboard dengan cara yang visual dan intuitif. Selain itu, kabel pelangi juga digunakan sebagai
kabel jumper dalam circuit-board maupun sebagai kabel tembaga untuk aplikasi
tertentu. Misalnya, kabel jumper pelangi 15 cm dapat dibeli dalam jumlah besar
dan digunakan untuk berbagai proyek elektronik.
8. Mini Driver L298N
Mini Driver L298N adalah modul yang digunakan untuk mengontrol motor DC dalam system tempat sampah otomatis berbasis Arduino. Modul ini menerima sinyal dari mikrokontroler untuk mengatur arah dan kecepatan putaran motor DC, sehingga tutup tempat sampah dapat terbuka dan tertutup secara otomatis. Dengan fitur PWM (Pulse Width Modulation), pergerakan motor dapat diatur agar berjalan halus dan sesuai kebutuhan.
9. Laptop dengan aplikasi Arduino IDE terinstal
Arduino IDE (Integrated Development Environment)
adalah perangkat lunak yang digunakan untuk menulis, mengedit, dan mengupload
kode (dikenal sebagai "sketches") ke papan Arduino. Arduino IDE memungkinkan pengguna untuk menulis
kode dalam bahasa pemrograman C/C++ dan menguploadnya ke berbagai jenis papan
Arduino. Kode yang ditulis disimpan dengan ekstensi ‘.ino’. Terdapat dua versi utama dari Arduino IDE: IDE
1.x dan IDE 2.x. Versi 2.x menawarkan antarmuka yang lebih modern,
fitur autocompletion, dan debugger bawaan, serta perbaikan dalam kinerja
dibandingkan dengan versi sebelumnya. Arduino
IDE adalah alat yang sangat berguna bagi pemula maupun profesional dalam
pengembangan proyek berbasis Arduino. Dengan antarmuka yang sederhana dan
banyaknya sumber daya serta komunitas yang mendukung, Arduino IDE memudahkan
pengguna untuk belajar pemrograman dan elektronika. Setelah menulis kode, pengguna dapat menghubungkan
papan Arduino melalui USB dan mengupload sketch dengan menekan tombol upload.
Proses ini akan mengkompilasi kode dan mengirimkannya ke papan. Arduino IDE memungkinkan pengguna untuk mengimpor
library eksternal yang memperluas fungsionalitas proyek mereka, seperti
komunikasi dengan sensor atau modul lain.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A.Gambar Alat
B.Cara kerja
1.
Kondisi
Normal (Tutup Tertutup)
- Saat tempat sampah dalam keadaan tertutup dan tidak ada objek yang
terdeteksi oleh sensor infrared, sistem berada dalam mode siaga.
- Lampu indikator menyala merah, menandakan bahwa tempat sampah dalam kondisi
normal dan siap digunakan.
2.
Deteksi
Objek oleh Sensor Infrared
- Ketika sensor infrared mendeteksi objek (misalnya, tangan pengguna)
dalam jarak tertentu (misalnya, 25 cm), sensor mengirimkan sinyal berupa
tegangan listrik ke mikrokontroler.
- Mikrokontroler memproses sinyal ini sebagai perintah untuk membuka
tutup tempat sampah.
3.
Aktivasi
Motor Gearbox
- Setelah menerima perintah dari mikrokontroler, motor DC dengan
gearbox diaktifkan untuk membuka tutup tempat sampah secara otomatis.
- Limit switch memastikan bahwa gerakan tutup tidak melebihi batas
yang telah ditentukan.
4.
Kondisi
Saat Tutup Terbuka
- Ketika tutup tempat sampah terbuka, lampu indikator berubah
menjadi warna biru. Hal ini menunjukkan bahwa tempat sampah sedang
dalam kondisi aktif dan siap menerima sampah.
5. Penutupan Tutup Tempat Sampah
- Setelah objek tidak terdeteksi oleh sensor infrared dalam waktu
tertentu (misalnya, 5 detik setelah deteksi terakhir), mikrokontroler
mengirimkan perintah ke motor untuk menutup kembali tutup tempat sampah.
- Limit switch menghentikan motor ketika tutup kembali ke posisi
tertutup sepenuhnya.
6. Kembali ke Kondisi Normal
- Setelah tutup tertutup kembali, lampu indikator berubah menjadi
merah, menunjukkan bahwa tempat sampah kembali ke kondisi normal dan
siap untuk digunakan kembali.
C. Hasil
D. Flowchart
E. Diagram Blok
F. Program
G. Skematik
V. KESIMPULAN
Proyek rancang bangun tempat
sampah otomatis berbasis infrared telah berhasil dirancang dan
diimplementasikan dengan baik. Sistem ini mampu mendeteksi keberadaan objek
menggunakan sensor infrared, sehingga tutup tempat sampah dapat terbuka dan
tertutup secara otomatis tanpa memerlukan kontak langsung. Hal ini memberikan
kenyamanan bagi pengguna sekaligus menjaga kebersihan, terutama di area dengan
intensitas penggunaan yang tinggi. Mekanisme buka tutup menggunakan motor DC
dengan gearbox memastikan gerakan yang halus, terkontrol, dan efisien. Limit
switch yang terpasang juga berfungsi sebagai pengaman untuk mencegah pergerakan
tutup melebihi batas yang telah ditentukan. Selain itu, sistem ini dilengkapi
dengan lampu indikator yang memberikan informasi visual mengenai status alat,
yaitu lampu merah untuk kondisi normal (tutup tertutup) dan lampu biru saat
tutup terbuka. Secara keseluruhan, alat ini berhasil memberikan solusi praktis,
higienis, dan efisien untuk pengelolaan sampah di berbagai lingkungan.
VI. REFERENSI
https://is.its.ac.id/pubs/oajis/index.php/home/detail/%201289/RANCANG-BANGUNALAT-PEMBUKA-DAN-PENUTUP-TEMPAT-SAMPAH-OTOMATIS-BERBASIS MIKROKONTROLER
https://repository.ar-raniry.ac.id/id/eprint/38671/
https://www.jurnal.politeknik-kebumen.ac.id/jasatec/article/view/1426
Komentar
Posting Komentar