SISTEM PENYIRAMAN OTOMATIS MENGGUNAKAN SENSOR KELEMBAPAN BERBASIS ATMEGA8535
Sistem Penyiraman Otomatis Menggunakan Sensor Kelembapan Berbasis
Atmega8535
Adriel Fernanda Mardiansyah1, Firmansyah
Trijaya2, Mahes Muhamad Firlana3, Rifqi Khoirul Lathif4
Jurusan Teknik Elektro, Prodi Teknologi Rekayasa
Elektronika, Politeknik Negeri Semarang
Jl. Prof. Soedarto, Tembalang, Kec, Tembalang, Kota
Semarang, Jawa Tengah, 50275
1adrielmardiansyah123@gmail.com
2 firmansyahtrijaya9@gmail.com
4rfqkhoirul@gmail.com
INTISARI
- Sistem penyiraman
otomatis berbasis ATmega8535 ini dirancang untuk kebutuhan irigasi dalam
lingkup rumah tangga. Menggunakan sensor kelembapan tanah kapasitif, sistem
dapat mendeteksi tingkat kelembapan tanah secara akurat dan mengontrol relay
untuk mengaktifkan pompa air secara otomatis saat kelembapan tanah berada di
bawah ambang batas tertentu. Sistem ini sederhana, efisien, dan membantu
pengguna menjaga kelembapan tanaman rumah tanpa memerlukan pemantauan
terus-menerus, sehingga mendukung gaya hidup praktis dan hemat air.
Kata Kunci: Sistem
Penyiraman Otomatis, ATmega8535, Sensor Kelembapan Kapasitif, Mikrokontroler,
Relay, Otomasi Irigasi, Rumah Tangga, Efisiensi Air.
I.
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari, menjaga
kelembapan tanah bagi tanaman, terutama di lingkungan rumah tangga, sering kali
menjadi tantangan. Aktivitas sehari-hari yang padat membuat banyak orang
kesulitan untuk melakukan penyiraman tanaman secara rutin. Selain itu,
penyiraman manual yang tidak terkontrol dapat mengakibatkan pemborosan air atau
bahkan kerusakan pada tanaman akibat overwatering.
Seiring
berkembangnya teknologi, solusi berbasis otomasi seperti sistem penyiraman
otomatis semakin relevan dan praktis untuk diterapkan. Sistem ini mampu
mengoptimalkan penggunaan air dengan cara mendeteksi tingkat kelembapan tanah
secara real-time dan mengatur proses penyiraman secara otomatis hanya ketika
diperlukan.
Penggunaan
ATmega8535 sebagai pusat pengendali memungkinkan sistem ini menjadi lebih andal
dan hemat biaya. Sensor kelembapan tanah kapasitif digunakan untuk membaca
kondisi tanah dengan presisi tinggi, sementara relay berfungsi mengaktifkan
pompa air saat dibutuhkan. Dengan rancangan sederhana dan efisien, sistem ini
sangat sesuai untuk diterapkan dalam lingkup rumah tangga, membantu menjaga
tanaman tetap sehat tanpa memerlukan intervensi manual yang intensif.
Proyek ini bertujuan untuk memberikan solusi praktis bagi masyarakat dalam merawat tanaman rumah tangga sekaligus mendukung upaya konservasi air.
B.
Rumusan Masalah
1.
Bagaimana merancang sistem penyiraman otomatis
berbasis ATmega8535 yang mampu mendeteksi tingkat kelembapan tanah secara
akurat?
2.
Bagaimana sistem dapat mengontrol penyiraman tanaman
secara efisien berdasarkan kondisi kelembapan tanah?
3.
Bagaimana memastikan sistem ini hemat energi,
sederhana, dan mudah diterapkan dalam lingkup rumah tangga?
C.
Tujuan
1.
Merancang dan
mengimplementasikan sistem penyiraman otomatis berbasis ATmega8535 untuk
mendeteksi kelembapan tanah dan mengontrol penyiraman tanaman secara otomatis.
2.
Meningkatkan
efisiensi penggunaan air dengan hanya menyiram tanaman saat diperlukan
berdasarkan pembacaan sensor kelembapan.
3.
Memberikan
solusi yang praktis, hemat energi, dan dapat diandalkan untuk kebutuhan irigasi
dalam lingkup rumah tangga.
II.
METODOLOGI
1.
Studi
Literatur
-
Mengumpulkan
informasi dari berbagai sumber terkait sistem penyiraman otomatis,
mikrokontroler ATmega8535, sensor kelembapan tanah kapasitif, dan relay.
-
Memahami
prinsip kerja setiap komponen yang akan digunakan dalam sistem.
2.
Perancangan
Sistem
-
Merancang
blok diagram sistem yang mencakup sensor kelembapan, mikrokontroler, relay, dan
pompa air.
-
Menentukan
parameter ambang batas kelembapan tanah untuk mengaktifkan atau menonaktifkan
relay.
-
Menyusun
skematik rangkaian elektronik menggunakan perangkat lunak simulasi seperti
Proteus.
3.
Pembuatan
Perangkat Keras
-
Memilih dan
merakit komponen seperti ATmega8535, sensor kelembapan kapasitif, relay modul,
dan pompa air.
-
Menyusun
rangkaian pada papan percobaan atau PCB.
4.
Pemrograman
Mikrokontroler
-
Menulis kode
program untuk ATmega8535 menggunakan bahasa asembly dengan bantuan AVR Studio.
-
Mengimplementasikan
logika pembacaan data dari sensor dan kontrol relay berdasarkan tingkat
kelembapan tanah.
5.
Pengujian dan
Kalibrasi
-
Menguji
sistem secara keseluruhan untuk memastikan semua komponen bekerja sesuai dengan
desain.
-
Melakukan
kalibrasi sensor kelembapan untuk memastikan pembacaan data akurat.
-
Mengatur
ambang batas kelembapan yang sesuai untuk lingkungan rumah tangga.
6.
Evaluasi dan
Penyempurnaan
-
Menganalisis
hasil pengujian untuk memastikan sistem bekerja secara efisien.
-
Melakukan
perbaikan pada desain atau kode program jika ditemukan masalah.
-
Mengevaluasi
efisiensi penggunaan air dan keandalan sistem dalam jangka waktu tertentu.
7.
Dokumentasi
dan Penyusunan Laporan
-
Mendokumentasikan
semua proses, mulai dari desain, implementasi, hingga hasil pengujian.
-
Menyusun
laporan akhir yang menjelaskan detail sistem, hasil pengujian, dan potensi
pengembangan lebih lanjut.
III.
KAJIAN
PUSTAKA
A. Komponen
1.
ATmega8535
Gambar 1.
Mikrokontroller ATmega8535
ATmega8535 adalah mikrokontroler 8-bit berbasis arsitektur RISC yang memiliki memori flash 8 KB, SRAM 512 byte, dan EEPROM 512 byte. Dilengkapi dengan 32 pin I/O, ADC 10-bit dengan 8 saluran, serta kemampuan komunikasi serial seperti USART, SPI, dan I2C, mikrokontroler ini cocok untuk berbagai aplikasi otomasi. Dalam sistem penyiraman otomatis, ATmega8535 berfungsi sebagai pusat kendali yang membaca data dari sensor kelembapan tanah kapasitif melalui ADC dan mengontrol relay untuk mengaktifkan pompa air. Fitur hemat daya dan kemudahan integrasi menjadikan ATmega8535 pilihan ideal untuk proyek ini.
2. Sensor
Kelembapan
Gambar 2. Sensor Kelembapan
Sensor kelembapan kapasitif
digunakan untuk mendeteksi kadar air dalam tanah dengan mengukur perubahan
kapasitansi yang dihasilkan oleh perubahan kelembapan. Tidak seperti sensor
resistif, sensor ini tidak mengalami korosi karena tidak menggunakan elektroda
langsung dalam tanah, sehingga lebih tahan lama.
Sensor ini
memberikan keluaran berupa sinyal analog yang bervariasi sesuai dengan tingkat
kelembapan tanah. Sinyal ini kemudian dibaca oleh mikrokontroler melalui ADC
untuk dianalisis dan digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan dalam sistem
penyiraman otomatis.
Keunggulan sensor kelembapan kapasitif
meliputi:
1.
Tahan Lama: Tidak mudah rusak oleh kelembapan
tanah yang tinggi.
2.
Akurasi:
Memberikan pembacaan kelembapan yang stabil dan konsisten.
3.
Efisiensi
Energi: Memerlukan daya yang rendah, cocok untuk aplikasi otomatisasi skala
rumah tangga.
Dalam sistem ini, sensor kelembapan
kapasitif menjadi komponen utama untuk mendeteksi kondisi tanah, memastikan
penyiraman dilakukan hanya saat diperlukan.
3.
Relay
Gambar 3. Relay
Relay
adalah komponen elektromekanis yang digunakan untuk mengontrol sirkuit listrik
dengan sinyal kontrol berdaya rendah. Dalam sistem penyiraman otomatis, relay
berfungsi untuk menghubungkan atau memutuskan aliran listrik ke pompa air
berdasarkan sinyal yang diterima dari mikrokontroler ATmega8535. Ketika
kelembapan tanah terdeteksi di bawah ambang batas yang telah ditentukan,
mikrokontroler mengaktifkan relay untuk menyalakan pompa air, dan sebaliknya,
relay memutuskan aliran listrik ketika kelembapan tanah mencapainya ambang yang
sesuai.
Keunggulan penggunaan relay dalam
sistem ini:
1.
Pengendalian
Beban Besar: Relay memungkinkan
pengendalian perangkat dengan daya tinggi (seperti pompa air) menggunakan
sinyal kontrol berdaya rendah dari mikrokontroler.
2.
Keandalan:
Relay dapat bertahan lama dengan penggunaan yang tepat, sangat cocok untuk
aplikasi otomasi rumah tangga.
3.
Isolasi:
Relay memberikan isolasi antara mikrokontroler dan beban listrik, melindungi
mikrokontroler dari lonjakan daya.
Relay ini memainkan peran penting dalam
menghubungkan sistem kendali berbasis mikrokontroler dengan perangkat eksternal
yang membutuhkan daya tinggi, seperti pompa air dalam sistem penyiraman
otomatis.
4.
Pompa DC mini
5v
Gambar 4. Pompa DC mini
5v
Pompa
DC mini 5V adalah jenis pompa air yang menggunakan motor DC untuk menggerakkan
pompa, biasanya beroperasi dengan daya rendah (5V) dan digunakan dalam aplikasi
yang memerlukan aliran air kecil. Pompa ini sering digunakan dalam sistem
penyiraman otomatis skala kecil, seperti pada taman rumah tangga atau kebun
mini, karena ukurannya yang kompak dan efisiensinya yang baik untuk aplikasi
dengan kebutuhan daya rendah.
Keunggulan Pompa DC Mini 5V:
1.
Daya Rendah: Pompa ini beroperasi pada tegangan
5V, yang membuatnya cocok untuk penggunaan dengan mikrokontroler berbasis 5V,
seperti ATmega8535, tanpa memerlukan sumber daya tambahan yang besar.
2.
Ukuran
Kompak: Ukurannya yang kecil memungkinkan pemasangan mudah pada sistem
penyiraman otomatis dalam ruang terbatas atau aplikasi rumah tangga.
3.
Kemudahan
Pengoperasian: Pompa ini dapat diaktifkan langsung dengan relay yang dikendalikan
oleh mikrokontroler, menjadikannya solusi yang sederhana dan efisien untuk
mengalirkan air pada tanaman saat kelembapan tanah rendah.
4.
Keandalan dan
Durabilitas: Pompa ini cukup tahan lama dan dapat digunakan dalam waktu yang
lama jika dirawat dengan baik.
Aplikasi dalam Sistem Penyiraman
Otomatis:
Pompa DC mini 5V digunakan dalam sistem penyiraman otomatis untuk mentransfer
air ke tanah atau tanaman. Ketika sensor kelembapan mendeteksi tanah kering,
mikrokontroler mengaktifkan relay yang menyalakan pompa, yang kemudian
menyuplai air ke tanaman. Pompa ini sangat cocok untuk sistem irigasi otomatis
berbasis rumah tangga karena ukurannya yang kecil, efisien, dan hemat energi.
IV.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Prinsip
Kerja
1.
Pembacaan
Kelembapan Tanah:
Sensor kelembapan kapasitif terpasang di tanah dan mengukur tingkat kelembapan
tanah berdasarkan perubahan kapasitansi. Semakin tinggi kelembapan tanah,
semakin besar kapasitansi yang terukur, dan sebaliknya. Sensor ini menghasilkan
sinyal analog yang berhubungan dengan tingkat kelembapan tanah.
2.
Pemrosesan
Data oleh Mikrokontroler:
Mikrokontroler ATmega8535 membaca sinyal analog dari sensor kelembapan tanah
melalui pin ADC (Analog-to-Digital Converter). ADC mengubah sinyal analog
menjadi data digital yang dapat diproses oleh mikrokontroler. Mikrokontroler
kemudian membandingkan nilai kelembapan tanah dengan nilai ambang batas yang
telah diprogram sebelumnya.
3.
Kontrol
Relay:
Jika kelembapan tanah terdeteksi lebih rendah dari ambang batas (misalnya,
tanah terlalu kering), mikrokontroler mengaktifkan relay yang terhubung dengan
pompa air. Relay ini bertindak sebagai saklar untuk menghubungkan daya 5V ke
pompa air, menyalakannya dan memulai proses penyiraman.
4.
Pengoperasian
Pompa DC Mini 5V:
Setelah relay mengalirkan daya ke pompa, motor DC dalam pompa mulai berputar.
Impeller di dalam pompa menggerakkan air dari sumber air dan menyalurkannya ke
tanah atau tanaman. Pompa terus beroperasi sampai kelembapan tanah kembali
normal (lebih tinggi dari ambang batas), yang mengarah pada pemutusan daya
pompa.
5.
Siklus
Penyiraman Otomatis:
Sistem ini secara otomatis mendeteksi kondisi tanah dan mengaktifkan pompa
hanya saat diperlukan. Mikrokontroler secara terus-menerus memantau tingkat
kelembapan tanah dan mengontrol penyiraman sesuai dengan kebutuhan tanaman.
B.
Diagram Blok



C.
Flowchart
D.
Rangkaian
Skematik
Gambar 4. Skematik
rangkaian
E.
Program
; Program kontrol pompa dengan sensor
kelembapan tanah
; ATmega8535 - AVR Studio
.include "m8535def.inc" ; Include header untuk ATmega8535
.def nilai = r16 ; Register untuk menyimpan nilai
suhu dari sensor
.def delay_count = r17 ; Register untuk delay loop
.equ SOIL_PIN = PINA ; Port input untuk sensor Soil Mois
.equ SOIL_BIT = PA0 ; Pin sensor Soil Mois
.equ RELAY_PIN = PB0 ; Pin output untuk relay
.cseg
.org 0x00 ; Reset Vector
rjmp MAIN ; Lompat ke program utama
MAIN:
; Inisialisasi I/O
ldi r16, 0b00000000 ; Set
PORTA sebagai input (default)
out DDRA, r16
ldi r16, 0b00000001 ; Set
PB0 sebagai output
out DDRB, r16
; Loop utama
LOOP:
; Baca nilai dari sensor
in nilai, SOIL_PIN ; Baca
PORTA
sbrc nilai, SOIL_BIT ; Cek bit
sensor (logika tinggi?)
rjmp NYALA_RELAY ; Jika
kering,nyalakan pompa
rjmp MATI_RELAY ; Jika
lembap,matikan pompa
NYALA_RELAY:
; Nyalakan pompa
sbi PORTB, RELAY_PIN ; Set
PB0 (nyalakan pompa)
rjmp DELAY ; Masuk
ke delay sebelum cek ulang
MATI_RELAY:
; Matikan pompa
cbi
PORTB, RELAY_PIN
rjmp DELAY ; Masuk
ke delay sebelum cek ulang
DELAY:
; Delay sederhana untuk debounce
dan stabilitas
ldi delay_count, 0xFF ; Set
nilai awal untuk delay
DELAY_LOOP:
dec delay_count ;
Kurangi delay counter
brne DELAY_LOOP ; Ulangi
sampai counter habis
rjmp LOOP ; Kembali ke loop utama
V.
Kesimpulan
Sistem
penyiraman otomatis berbasis mikrokontroler ATmega8535 dengan sensor kelembapan
tanah kapasitif telah berhasil dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan irigasi
tanaman secara efektif dalam lingkungan rumah tangga. Sistem ini mampu memantau
kelembapan tanah secara real-time dan mengontrol pompa air secara otomatis
melalui relay. Dengan mekanisme ini, penyiraman hanya terjadi saat kelembapan
tanah berada di bawah batas yang telah ditentukan, sehingga mengurangi
pemborosan air dan meminimalkan kebutuhan pengoperasian secara manual.
Proyek
ini membuktikan bahwa teknologi berbasis mikrokontroler dapat menjadi solusi
praktis untuk pengelolaan irigasi dalam skala kecil, sekaligus meningkatkan
efisiensi waktu dan tenaga. Dengan pengembangan lebih lanjut, sistem ini
memiliki potensi untuk dilengkapi fitur tambahan seperti konektivitas IoT, yang
memungkinkan pemantauan dan pengendalian jarak jauh, sehingga memberikan
manfaat yang lebih besar bagi pengguna.
VI.
Link PPT
VII.
Referensi
Kristina & Melani. (2018). Alat Pengatur Kelembapan
Tanah Secara Otomatis Berbasis Mikrokontroler ATmega8535
https://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/8638
VIII.
Link Youtube
Komentar
Posting Komentar