SISTEM TOMBOL DARURAT BERBASIS ATMEGA8535

 

Sistem Tombol Darurat Berbasis Atmega8535

 

Erie Rosita Cendrasari1, Muhammad Ridho Apriansyah2, Ragil Setiawan3

 

Jurusan Teknik Elektro, Prodi Teknologi Rekayasa Elektronika, Politeknik Negeri Semarang

Jl. Prof. Soedarto, Tembalang, Kec, Tembalang, Kota Semarang, Jawa Tengah, 50275

 1rositaerie@gmail.com

2 ridhoapriansyah936@gmail.com

3ragil.setiawan939@gmail.com

 

INTISARI - Perancangan sistem tombol darurat berbasis mikrokontroler ATmega 8535 bertujuan untuk menyediakan solusi modern dalam memberikan peringatan cepat pada situasi darurat, seperti kebakaran atau kecelakaan. Sistem ini memanfaatkan push button sebagai perangkat input utama, yang mengirimkan sinyal digital ke mikrokontroler untuk diproses. Mikrokontroler mengatur keluaran berupa buzzer untuk peringatan audio dan LED untuk peringatan visual. Pemrograman sistem dilakukan menggunakan bahasa assembly, yang menawarkan efisiensi tinggi dan kendali penuh terhadap perangkat keras, sehingga menghasilkan sistem yang andal dan hemat sumber daya. Dengan desain ini, sistem dapat diadaptasi untuk aplikasi lain, seperti pengendalian lampu lalu lintas atau sistem alarm. Dibandingkan metode tradisional seperti kentongan, sistem ini memberikan respons yang lebih cepat, akurat, dan efektif, menjadikannya penting dalam mendukung keamanan lingkungan serta mengurangi dampak keadaan darurat yang dapat membahayakan manusia dan lingkungan sekitar.

Kata Kunci: Mikrokontroler, Tombol Darurat, ATmega 8535, Bahasa Assembly, Buzzer


        I.            PENDAHULUAN

        A.    Latar Belakang

                Keadaan darurat, seperti kebakaran, kecelakaan, atau tindak kriminal, dapat terjadi secara tiba-tiba dan membahayakan keselamatan manusia, menyebabkan kerusakan fisik, atau mencemari lingkungan. Sistem keamanan tradisional, seperti kentongan kayu atau bambu, telah digunakan sebagai alat komunikasi darurat, tetapi memiliki keterbatasan dalam kecepatan dan efektivitas respons. Di era modern, kebutuhan akan solusi keamanan yang lebih andal dan efisien menjadi semakin penting, terutama dengan meningkatnya angka kejahatan dan risiko keadaan darurat lainnya setiap tahun.

                 Perkembangan teknologi mendorong hadirnya sistem tombol darurat berbasis mikrokontroler ATmega 8535, yang menawarkan respons lebih cepat dan efektif. Mikrokontroler ini mampu mengintegrasikan push button sebagai input, buzzer untuk peringatan audio, dan LED untuk peringatan visual. Dengan pemrograman bahasa assembly, sistem ini dirancang efisien, multifungsi, dan hemat energi, menjadikannya solusi modern yang tidak hanya cocok untuk keadaan darurat, tetapi juga dapat diadaptasi untuk aplikasi lain seperti lampu lalu lintas atau alarm.

        B.     Rumusan Masalah

            1)      Bagaimana cara merancang dan mengimplementasikan sistem tombol darurat menggunakan mikrokontroler ATmega 8535?

        2)      Apa saja komponen yang diperlukan untuk membangun sistem ini dan bagaimana cara kerjanya?

            3)      Bagaimana cara memprogram mikrokontroler ATmega 8535 dengan bahasa assembly untuk mengendalikan lampu sirine?


        C.     Tujuan

        1)      Merancang sistem tombol darurat berbasis mikrokontroler untuk peringatan cepat dalam situasi darurat.

          2)      Menggunakan mikrokontroler ATmega 8535 untuk mengintegrasikan push button, buzzer, dan LED dalam sistem yang efisien dan andal.

        3)      Mengoptimalkan penggunaan bahasa assembly untuk memastikan sistem hemat energi, responsif, dan efektif.

      4)      Menyediakan solusi modern yang menggantikan sistem keamanan tradisional untuk meningkatkan perlindungan dan keselamatan masyarakat.


     II.            METODOLOGI

    Metodologi yang digunakan dalam pengembangan sistem tombol darurat berbasis mikrokontroler ATmega 8535 dimulai dengan analisis kebutuhan untuk menentukan fungsi utama sistem dan komponen yang diperlukan, seperti push button, buzzer, dan LED. Selanjutnya, dilakukan perancangan sistem, termasuk desain rangkaian elektronik dan algoritma pemrograman menggunakan bahasa assembly untuk mengontrol mikrokontroler. Setelah perancangan, tahap implementasi dilakukan dengan merakit perangkat keras dan mengunggah program ke mikrokontroler. Sistem kemudian diuji untuk memastikan buzzer dan LED berfungsi sesuai dengan input dari tombol darurat, serta untuk mengevaluasi responsivitas dan efisiensi energi. Terakhir, dilakukan evaluasi untuk perbaikan sistem jika diperlukan, dan dokumentasi hasil pengujian serta laporan akhir untuk menyimpulkan proses pengembangan.

        III.            KAJIAN PUSTAKA

A.    Komponen

1)      ATmega8535

Gambar 1. Mikrokontroller ATmega8535

ATmega8535 adalah mikrokontroler CMOS 8-bit berdaya rendah yang berbasis pada arsitektur RISC yang disempurnakan AVR. Dengan mengeksekusi instruksi dalam satu siklus clock, ATmega8535 mencapai throughput mendekati 1 MIPS per MHz yang memungkinkan perancang sistem untuk mengoptimalkan konsumsi daya versus kecepatan pemrosesan.

Fitur – fitur Mikrokontroller ATmega8535

• Mikrokontroler AVR® 8-bit berdaya rendah dan berkinerja tinggi

• Arsitektur RISC Canggih

   – 130 Instruksi Kuat – Eksekusi Siklus Jam Tunggal Terbanyak

   – 32 x 8 Register Kerja Tujuan Umum

   – Operasi Statis Penuh

   – Throughput hingga 16 MIPS pada 16 MHz

   – Pengganda 2-siklus pada chip

• Memori Program dan Data Nonvolatil

   – 8K Byte Flash yang Dapat Diprogram Sendiri dalam Sistem

      Daya Tahan: 10.000 Siklus Tulis/Hapus

   – Bagian Kode Booting Opsional dengan Bit Kunci Independen

     Pemrograman dalam Sistem oleh Program Booting pada Chip Operasi

      Baca-Saat-Menulis yang Sebenarnya

   – 512 Byte

      Daya Tahan EEPROM: 100.000 Siklus Tulis/Hapus

   – SRAM Internal 512 Byte

   – Kunci Pemrograman untuk Keamanan Perangkat Lunak

• Fitur Periferal

   – Dua Timer/Penghitung 8-bit dengan Prescaler Terpisah dan Pembanding Mode

   – Satu Timer/Counter 16-bit dengan Prescaler Terpisah, Mode Compare, dan  Mode Capture

   – Real Time Counter dengan Osilator Terpisah

   – Empat Saluran PWM

   – 8-saluran, ADC 10-bit

      8 Saluran Single-ended

      7 Saluran Diferensial untuk Paket TQFP Saja

  2 Saluran Diferensial dengan Gain yang Dapat Diprogram pada 1x, 10x, atau 200x untuk Paket TQFP Saja

   – Antarmuka Serial Dua-kawat Berorientasi Byte

   – USART Serial yang Dapat Diprogram

   – Antarmuka Serial SPI Master/Slave

   – Timer Pengawas yang Dapat Diprogram dengan Osilator On-chip Terpisah

   – Komparator Analog On-chip

• Fitur Mikrokontroler Khusus

   – Power-on Reset dan Deteksi Brown-out yang Dapat Diprogram

   – Osilator RC Terkalibrasi Internal

   – Sumber Interupsi Eksternal dan Internal

   – Enam Mode Tidur: Idle, Pengurangan Derau ADC, Hemat Daya, Matikan Daya, Siaga, dan Siaga Diperpanjang

• I/O dan Paket

   – 32 Jalur I/O yang Dapat Diprogram

   – PDIP 40-pin, TQFP 44-pin, PLCC 44-pin, dan QFN/MLF 44-pad

• Tegangan Operasi

   – 2,7 - 5,5V untuk ATmega8535L

   – 4,5 - 5,5V untuk ATmega8535

• Tingkat Kecepatan

   – 0 - 8 MHz untuk ATmega8535L

   – 0 - 16 MHz untuk ATmega8535

2)      Saklar Self-Locking



                                  

Gambar 2.  Saklar Self Locking

Saklar Self-Locking 2 kaki ini adalah pilihan praktis dan serbaguna untuk berbagai aplikasi elektronik, seperti senter, lampu, MP3 player, kipas angin, dan lainnya. Dengan desain kecil berukuran 12x8x8 mm, saklar ini memiliki mekanisme penguncian otomatis (tekan untuk ON, tekan lagi untuk OFF) yang responsif berkat per berkualitas tinggi dan dirancang untuk mendukung arus 1A pada 30V DC.

3)      LED

                                          

Gambar 3. LED

LED adalah komponen elektronika yang dapat menghasilkan cahaya monokromatik saat diberi tegangan maju. LED termasuk dalam kelompok dioda yang terbuat dari bahan semikonduktor. Warna cahaya yang dipancarkan oleh LED bergantung pada jenis bahan semikonduktor yang digunakan.

4)      Buzzer

                                                           

                Gambar 4 . Buzzer

Buzzer adalah sebuah alat yang bisa mengeluarkan bunyi. Banyak diaplikasikan berbagai rangkaian  elektronik sebagai indikator alarm. Ada 2 jenis buzzer yaitu buzzer aktif dan buzzer pasif. Buzzer aktif adalah buzzer yang bisa mempunyai suaranya sendiri, sehingga buzzer jenis ini dapat berdiri sendiri, kita cukup menghubungkannya ke listrik dan terdengar suara. Tanpa perlu tambahan rangkaian oscilator.


     IV.        HASIL DAN PEMBAHASAN

            A. Prinsip Kerja

                   Sistem dimulai dengan saklar self-locking yang berfungsi sebagai input untuk mengirimkan sinyal ke mikrokontroler ATmega8535. Mikrokontroler ini memproses sinyal berdasarkan program yang telah dibuat menggunakan bahasa assembly. Ketika saklar ditekan, mikrokontroler akan menyalakan atau membuat LED berkedip dan mengaktifkan buzzer sebagai alarm. LED memberikan peringatan visual, sementara buzzer memberikan peringatan suara. Sistem ini dirancang untuk merespons dengan cepat saat tombol ditekan dan tetap aktif hingga tombol dilepas​ 

             B.     Diagram Blok

                                        

Gambar 5 . Diagram Blok Sistem

Sistem lampu sirene berbasis ATmega 8535 dimulai dengan saklar sebagai input yang mengirimkan sinyal ke mikrokontroler. ATmega 8535 memproses sinyal tersebut dan mengendalikan LED serta buzzer sesuai logika yang diprogram. LED akan menyala atau berkedip, sementara buzzer berbunyi ketika saklar ditekan, menandakan sirene aktif.

C.     Diagram Alir


Gambar 6 . Diagram Alir

D.    Rangkaian Skematik

Gambar 7 . Rangkaian Skematik

E.     Program

.include "m8535def.inc" ; File header untuk ATmega8535 

.org 0x00 

rjmp RESET ; Reset vector 

RESET: 

    ldi r16, HIGH(RAMEND) ; Set Stack Pointer 

    out SPH, r16 

    ldi r16, LOW(RAMEND) 

    out SPL, r16 

    ; Konfigurasi pin LED, Push Button, dan Buzzer 

    sbi DDRB, 0 ; Set PB0 (LED1) sebagai output 

    sbi DDRB, 1 ; Set PB1 (LED2) sebagai output 

    sbi DDRB, 2 ; Set PB2 (LED3) sebagai output 

    sbi DDRB, 3 ; Set PB3 (Buzzer) sebagai output 

    cbi DDRD, 0 ; Set PD0 (Push Button) sebagai input 

    

    ; Tambahan: Aktifkan pull-up resistor dengan 2 cara

    sbi PORTD, 0 ; Aktifkan pull-up resistor pada PD0

    

ULANGI_TERUS: 

    ; Tambahan: Debouncing sederhana

    ldi r21, 50 ; Counter untuk debounce


PERULANGAN_BOUNCING:

   sbic PIND, 0 ; Cek jika tombol tidak ditekan (PD0 = HIGH) 

   rjmp TOMBOL_TIDAK_DITEKAN ; Jika tidak ditekan, lompat


 ; Kurangi counter debounce

   dec r21

   brne PERULANGAN_BOUNCING


 ; Tombol ditekan, nyalakan LED dan buzzer secara bergantian 

   sbi PORTB, 0 ; Nyalakan LED1 (PORTB.0) 

   sbi PORTB, 3 ; Nyalakan Buzzer (PORTB.3) 

   rcall TUNDA_SIRINE_DARURAT ; Gunakan delay sirine darurat 

   cbi PORTB, 0 ; Matikan LED1 (PORTB.0) 

   cbi PORTB, 3 ; Matikan Buzzer (PORTB.3) 

   sbi PORTB, 1 ; Nyalakan LED2 (PORTB.1) 

   sbi PORTB, 3 ; Nyalakan Buzzer (PORTB.3) 

   rcall TUNDA_SIRINE_DARURAT ; Gunakan delay sirine darurat 

   cbi PORTB, 1 ; Matikan LED2 (PORTB.1) 

   cbi PORTB, 3 ; Matikan Buzzer (PORTB.3) 

   sbi PORTB, 2 ; Nyalakan LED3 (PORTB.2) 

   sbi PORTB, 3 ; Nyalakan Buzzer (PORTB.3) 

   rcall TUNDA_SIRINE_DARURAT ; Gunakan delay sirine darurat 

   cbi PORTB, 2 ; Matikan LED3 (PORTB.2) 

   cbi PORTB, 3 ; Matikan Buzzer (PORTB.3) 

   rjmp ULANGI_TERUS ; Kembali ke loop utama 


TOMBOL_TIDAK_DITEKAN: 

rjmp ULANGI_TERUS ; Ulangi loop utama jika tombol tidak ditekan 


; Subroutine untuk delay sirine darurat yang lebih intens

TUNDA_SIRINE_DARURAT:

ldi r20, 8             ; Tingkatkan jumlah siklus sirine


PERULANGAN_UTAMA_SIRINE:

; Fase naikkan frekuensi dengan variasi

ldi r18, 30          ; Kurangi iterasi untuk efek lebih cepat


PERULANGAN_NAIK_FREKUENSI_SIRINE:

sbi PORTB, 3           ; Nyalakan Buzzer

ldi r19, 20            ; Perpendek delay untuk pitch tinggi


TUNDA_NAIK_SIRINE:

    dec r19

    brne TUNDA_NAIK_SIRINE

    cbi PORTB, 3           ; Matikan Buzzer

    ldi r19, 10            ; Singkat pause antara nyala/mati


JEDA_NAIK_SIRINE:

    dec r19

    brne JEDA_NAIK_SIRINE

    

; Variasi pitch dengan perubahan delay acak

sbrc r18, 0            ; Cek bit terendah r18 (variasi)

rjmp LEWATI_BUZZER_TAMBAHAN

sbi PORTB, 3           ; Buzzer ekstra untuk efek lebih heboh

ldi r19, 15


TUNDA_BUZZER_TAMBAHAN:

    dec r19

    brne TUNDA_BUZZER_TAMBAHAN

    cbi PORTB, 3


LEWATI_BUZZER_TAMBAHAN:

    dec r18

    brne PERULANGAN_NAIK_FREKUENSI_SIRINE


    ; Fase turunkan frekuensi dengan variasi

 ldi r18, 30         ; Kurangi iterasi untuk efek lebih cepat


PERULANGAN_TURUN_FREKUENSI_SIRINE:

 sbi PORTB, 3           ; Nyalakan Buzzer

 ldi r19, 40            ; Perpanjang delay untuk pitch rendah


TUNDA_BAWAH_SIRINE:

    dec r19

    brne TUNDA_BAWAH_SIRINE

    cbi PORTB, 3           ; Matikan Buzzer

    ldi r19, 20            ; Sedikit perpanjang pause


JEDA_BAWAH_SIRINE:

    dec r19

    brne JEDA_BAWAH_SIRINE

    

    ; Variasi pitch dengan perubahan pitch acak

    sbrc r18, 1            ; Cek bit kedua r18 (variasi)

    rjmp LEWATI_PITCH_RENDAH

    sbi PORTB, 3           ; Buzzer ekstra pitch rendah

    ldi r19, 50


TUNDA_PITCH_DELAY:

    dec r19

    brne TUNDA_PITCH_DELAY

    cbi PORTB, 3


LEWATI_PITCH_RENDAH:  

    dec r18

    brne PERULANGAN_TURUN_FREKUENSI_SIRINE

    dec r20

    brne PERULANGAN_UTAMA_SIRINE

    ret


               V.            KESIMPULAN

                Proyek tombol darurat yang telah dirancang dan diimplementasikan berhasil berfungsi sebagai alat peringatan visual dan auditori yang sederhana namun efektif. Sistem ini memanfaatkan saklar sebagai input utama, dengan mikrokontroler ATmega8535 yang mengontrol LED dan buzzer untuk memberikan sinyal peringatan sesuai kebutuhan. Keberhasilan implementasi ini menunjukkan fleksibilitas ATmega8535 dalam menangani aplikasi darurat sekaligus membuka peluang adaptasi untuk penggunaan lain

  VI.          REFERENSI

            Mirza, M. N., Faza, I., & Prasetyo, I. (2024). Designing an Emergency Panic Buttons as A Safety Support System for Solitary Elder. Journal of Humanities Research Sustainability, 1(2), 107–117. https://doi.org/10.70177/jhrs.v1i2.1184

  VII.        LINK PPT

    https://www.canva.com/design/DAGYtQhYV_c/peAI7cd4be_Vj16HVMMHpg/edit?utm_content=DAGYtQhYV_c&utm_campaign=designshare&utm_medium=link2&utm_source=sharebutton 

  VIII.      LINK YOUTUBE

            https://youtu.be/NkqB6W3Enew?si=wMHTaGgY3BgMoF4R

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SISTEM LAMPU PENERANGAN JALAN OTOMATIS DENGAN SENSOR LDR BERBASIS ATMega8535

SISTEM PEMANTAUAN SUHU DAN KELEMBABAN PADA SUATU RUANGAN MENGGUNAKAN SENSOR DHT22 BERBASIS MIKROKONTROLLER ARDUINO UNO ATMEGA328P

ATAP OTOMATIS DENGAN SENSOR HUJAN BERBASIS ATMEGA 8535